Plasma Konvalesen, Alternatif Pengobatan Covid-19
Pemerintah tengah menggalakkan program donor plasma darah penyintas Covid-19. Meski masih terjadi pro dan kontra dari sejumlah penelitian, tetapi terapi plasma konvalesen diyakini menjadi salah satu cara pengobatan Covid-19. (Baca: Peluang dan Bahaya Penyintas Mengalami Long Covid-19)
Terapi plasma konvalesen memanfaatkan darah pasien Covid-19 yang telah sembuh. Plasma darah tersebut mengandung antibodi yang dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh pasien yang tengah terjangkit Covid-19. Terapi ini diyakini mampu memperbaiki kondisi klinis pasien dan mengurangi risiko kematian, sebab pernah digunakan dalam wabah lain (flu babi, Ebola, SARS, dan MERS). (Baca: Mengukur Efikasi vs Efektivitas Vaksin Covid-19)
“Saya tekankan untuk menggunakan plasma konvalesen, karena itu vaksinasi pasif, gold terapi pada kondisi Covid-19,” ujar Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan Jajang Edi Priyatno pada Desember 2020 lalu.
Sebaliknya, sejumlah pihak menganggap terapi konvalesen tak efektif menyembuhkan pasien Covid-19. Apalagi keamanan dan efektivitasnya belum pasti, ditambah lagi masih menimbulkan sejumlah efek samping. (Baca: Pandemi Mengubah Masa Depan Peta Pasar Tenaga Kerja)
Penggunaan plasma konvalesen berbeda dengan vaksin Covid-19. Plasma konvalesen diperuntukkan khusus bagi pasien Covid-19. Sebab plasma darah tersebut memberi antibodi yang sudah terbentuk dari mantan penyintas Covid-19. Sementara, vaksin berperan merangsang tubuh agar membentuk antibodi. Sehingga para penerima vaksin adalah seseorang yang tak pernah terjangkit Covid-19.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan