Badai PHK Menerpa Startup Indonesia

Cindy Mutia Annur
7 Juni 2022, 09:32

Sejumlah perusahaan teknologi rintisan (startup) Indonesia tengah menghadapi permasalahan yang dikenal sebagai fenomena “bubble burst”. Situasi ini menyebabkan terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Katadata.co.id, sekurangnya ada enam startup di tanah air yang telah melakukan PHK sejak awal tahun ini. Di antaranya yakni TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, dan Mobile Premier League (MPL).

MPL, misalnya, merumahkan sekitar 100 orang karyawannya dan memutuskan keluar dari pasar Indonesia. Hal ini dilakukan platform e-sports dan gim asal India tersebut karena terjadi perlambatan pertumbuhan bisnis startup tersebut di Indonesia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan, PHK startup marak terjadi karena likuiditas di sektor startup berkurang. Alhasil, investor semakin selektif dalam menyuntikkan dana ke perusahaan rintisan.

“Investor sudah selektif. Tidak lagi akan menyetujui ‘bakar uang’ yang tidak ada habisnya. Oleh sebab itu, startup harus pintar mengelola dana, jadi mereka melakukan efisiensi,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, 28 Mei 2022.

Eddi mengatakan, efisiensi yang dilakukan startup tak hanya berupa PHK. Efisiensi tersebut bisa juga dengan mengurangi biaya pemasaran atau menunda peluncuran produk baru. “Mereka (startup) harus survive. Mereka harus begitu ketimbang tutup,” ujar Eddi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami