INFOGRAFIK: Ancaman Ekonomi dari Kejatuhan Rupiah

Leoni Susanto
2 Juli 2024, 08:02

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menyebabkan guncangan pada perekonomian nasional. Pada 28 Juni 2024, rupiah tercatat berada di posisi Rp16.394 per dolar, atau turun 5,95% sejak awal tahun. 

Sejak awal tahun, rupiah memang berfluktuasi dan menembus level Rp16 ribu pada pertengahan April. Meski sempat menguat, pelemahan rupiah kembali terjadi pada akhir Mei 2024. 

Beberapa penyebab terus melemahnya rupiah terhadap dolar AS ini adalah karena kebijakan moneter The Fed AS yang menaikkan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan inflasi. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global akibat konflik geopolitik juga menciptakan kekhawatiran resesi global.

Akibat pelemahan rupiah ini, Indonesia berpotensi mengalami inflasi, terutama akibat kenaikan harga barang yang berasal dari komoditas impor. Kondisi ini dapat menurunkan daya beli masyarakat.

Selain itu, pelemahan rupiah juga berdampak pada meningkatnya beban subsidi pemerintah, terutama listrik, bahan bakar minyak (BBM), dan LPG 3 kilogram. Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan net-importer minyak.

“Yang akan terjadi pengaruhnya terhadap belanja-belanja yang dominasinya menggunakan mata uang asing seperti subsidi listrik, subsidi BBM, yang sebagian bahannya impor. Maka nanti ada yang disebut efek rembesan itu dari rupiah yang bergerak ke dalam (APBN),” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Selasa, 25 Juni.

Beban utang luar negeri (ULN) jangka pendek baik pemerintah, Bank Indonesia, maupun swasta juga bakal semakin mahal untuk dibayar. Per Maret 2024, ULN jangka pendek pemerintah mencapai US$10,4 juta, BI mencapai US$6,4 juta, dan swasta mencapai US$52,3 juta (76% dari total ULN jangka pendek Indonesia). Total ULN jangka pendek Indonesia mencapai US$69,1 juta atau setara Rp1.130 triliun.

Pelemahan rupiah juga berpotensi menaikkan suku bunga akibat inflasi yang menghambat penyaluran kredit perbankan, mulai dari kredit pemilikan rumah (KPR), kredit properti, kendaraan bermotor, hingga modal usaha.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami