INFOGRAFIK: Konflik Panas Jokowi Vs PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal memecat 27 kadernya yang dianggap melanggar garis partai. Termasuk di dalamnya, Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), anaknya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya Wali Kota Medan Bobby Nasution. Pemecatan rencananya dilakukan pada 17 Desember mendatang.
“Saya tegaskan kembali, Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Rabu (4/12).
Hasto menyebut alasan pemecatan 27 kader adalah karena melanggar disiplin partai. Jokowi dan keluarganya meski masih memegang kartu tanda anggota (KTA), disebut sudah tidak sejalan dengan cita-cita yang diperjuangkan partai sejak zaman Presiden Soekarno.
Menanggapi hal ini, Jokowi meresponsnya dengan memberikan pernyataan singkat. “Ya, berarti partainya perorangan,” kata dia di Solo, Kamis (5/12).
Partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) menunjukkan minatnya meminang Jokowi dan keluarga. Sekretaris Bidang Organisasi DPP Golkar Derek Loupatty mengatakan, Jokowi dan Gibran sudah menjadi bagian dari anggota kehormatan Golkar.
“Komunikasi (dengan Golkar) ada. Tapi belum (bergabung),” kata Jokowi merespons isunya bergabung dengan Golkar, Senin (9/12).
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eko Patrio juga sempat menyebut PAN membuka karpet biru untuk Jokowi dan keluarganya bergabung.
Setelah kabar pemecatan, Jokowi menyempatkan bertemu dengan Presiden Prabowo di kediamannya di Kertanegara, Jumat, 6 Desember. Selepas pertemuan, Prabowo menyebut bahwa Gerindra terbuka jika Jokowi ingin bergabung, tetapi tidak memaksa. Hal ini kembali ditegaskan Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani.
“Gerindra adalah partai terbuka. Jika beliau (Jokowi) mau bergabung, tentu bagi kami kehormatan yang amat besar,” kata Ahmad Muzani, Senin (9/12).
Status keanggotaan Jokowi dan keluarganya di PDIP sempat menjadi perbincangan sejak Pilpres 2024. Jokowi disebut melakukan cawe-cawe dalam melancarkan Gibran maju sebagai wakil presiden Prabowo dan turut merapatkan dukungan serta berkampanye demi memenangkan Prabowo-Gibran.
Perseteruan keluarga Jokowi dengan PDIP berlangsung hingga Pilkada 2024, di mana Jokowi secara terang-terangan tunjukan dukungan terbuka untuk beberapa lawan PDIP seperti Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Jawa Tengah, Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta, Khofifah-Emil di Jawa Timur, hingga Bobby Nasution-Surya di Sumatera Utara.
Untuk diketahui, Jokowi sendiri sudah menjadi kader PDIP sejak tahun 2005. Saat itu, PDIP mengusung Jokowi maju sebagai Wali Kota Solo selama dua periode. Kiprahnya bersama PDIP menguat pada tahun 2012, di mana Jokowi dicalonkan maju sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada 2014 dan 2019, Jokowi lantas dicalonkan PDIP sebagai Presiden didampingi Jusuf Kalla (2014) dan Ma’ruf Amin (2019).