INFOGRAFIK: Anjloknya Saham-Saham Bank Pelat Merah

Leoni Susanto
14 Maret 2025, 13:04

Kinerja saham bank-bank pelat merah yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara) turun selama lima bulan terakhir. Faktor eksternal dan domestik turut mempengaruhi kinerja bank-bank pelat merah ini.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) misalnya, pada Kamis, 13 Maret ditutup di level 3.800, turun 38,21% secara year-on-year (yoy) atau turun 9,74% sejak awal tahun (ytd). Saham PT Bank Mandiri tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) masing-masing juga turun 35,95% dan 26,34% dibandingkan setahun lalu. Tercuram, penurunan dialami PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang ditutup di level 830 atau turun 41,75% yoy.

Kondisi pasar saham global secara keseluruhan memang tertekan sejak AS mengumumkan perang dagang dengan Cina, Kanada, dan Meksiko. Sentimen pasar kian terpuruk setelah Morgan Stanley dan Goldman Sachs menurunkan rating saham Indonesia.

Secara internal, kinerja perusahaan Himbara juga melambat. Secara konsolidasi, pertumbuhan laba bank persero yang mencapai 20,92% pada 2023, anjlok menjadi hanya 2,08% pada 2024. Likuiditas bank pelat merah juga mengetat. Loan-to-deposit ratio (LDR) bank persero tercatat naik dari 86,51% pada 2023 menjadi 94,08% pada 2024.

Sejak diumumkan bakal menjadi anggota awal Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang kemudian resmi diluncurkan 24 Februari lalu, sentimen negatif pasar terus menekan kinerja saham Himbara.

Saham bank pelat merah banyak dilepas investor asing. Net-foreign sell Himbara utamanya BRI, Mandiri, dan BNI mendominasi jajaran saham paling banyak dilepas. Data Stockbit pada Kamis, 13 Maret mencatat, dalam sehari, net-foreign sell Mandiri mencapai Rp379,6 miliar (tertinggi), BRI Rp177,7 miliar, dan BNI Rp121,9 miliar.

Pemerintah juga menyebut bahwa Himbara bakal mendapat penugasan mendukung dan membiayai sejumlah program prioritas Presiden Prabowo Subianto, mulai dari proyek hilirisasi, program tiga juta rumah, hingga terbaru pembiayaan 70 ribu Koperasi Desa Merah Putih. 

Himbara bakal ditugasi menyalurkan modal awal kredit antara Rp3 miliar sampai Rp5 miliar per desa. Kredit koperasi ini berpotensi mengerek rasio kredit bermasalah (NPL) bank persero.

“Investor khawatir kredit ini, yang bisa mencapai Rp400 triliun, akan berdampak buruk terhadap kualitas aset bank BUMN,” kata analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dalam analisis tertulis, Jumat, 7 Maret.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antoineta Amosella

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami