Suara Tanpa Henti Indonesia untuk Palestina

Image title
Oleh Arif Hulwan - Tim Publikasi Katadata
17 September 2025, 06:49

Dukungan terhadap pembentukan negara Palestina menguat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) usai munculnya Deklarasi New York. Tren global ini muncul setelah Indonesia sejak lama memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.

Sidang Umum PBB, New York, pada 12 September, mengesahkan deklarasi yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Palestina - Israel. Sebanyak 142 negara mendukung–termasuk Indonesia,10 negara menolak, dan 12 abstain.

Berikut daftar negara penolak deklarasi tersebut:

  • Amerika Serikat
  • Argentina
  • Paraguay
  • Hungaria
  • Mikronesia
  • Nauru
  • Palau
  • Papua Nugini
  • Tonga

Deklarasi tersebut merupakan kelanjutan dari Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara (Two-State Solution), 28-30 Juli.

Usaha Indonesia

Dukungan kuat dari mayoritas negara-negara dunia itu sejalan dengan upaya Indonesia memperjuangkan kemerdekaan Palestina sejak awal masa pendirian negara.

Presiden Sukarno, misalnya, dalam Sidang Majelis Umum PBB (UNGA) 1960, RI di hadapan para pemimpin dunia menyoroti masalah penjajahan terhadap Palestina saat menggugat kolonialisme dan imperialisme ala Barat.

Pada pidato-pidato kepala negara atau perwakilan lainnya di UNGA dan forum diplomasi signifikan lainnya, Indonesia tak pernah luput menyampaikan fokus soal pentingnya penyelesaian krisis di Palestina.

Hal yang sama akan disampaikan oleh Presiden kedelapan RI Prabowo Subianto saat bicara di hari pertama Sidang Umum ke-80 PBB, New York, Selasa (23/9).

“Kita tunggu pada saat peluncuran, tapi yang sangat menonjol dan akan kita angkat antara lain dinamika global saat ini, termasuk barusan saja ada serangan di salah satu negara berdaulat Qatar, pasti juga isu Palestina,” ungkap Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tri Tharyat soal kisi-kisi pidato Prabowo, di Jakarta, Kamis (11/9) mengutip Antara.

Prabowo sendiri sedari awal menjabat Presiden sudah bicara soal isu Palestina.

"Kita harus membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina,” ujar Prabowo, usai pidato pengucapan sumpah sebagai Presiden RI, di Jakarta, 20 Oktober 2024, melansir situs Presiden RI.

Pada Sidang tahunan MPR, 15 Agustus 2025, Prabowo di hadapan anggota parlemen bicara soal upaya memperjuangkan pengakuan dunia terhadap negara Palestina, solusi dua negara, hingga ragam bantuan dari Indonesia.

Pada forum diplomasi bersama para pemimpin dunia, Prabowo kerap melontarkan desakan untuk menghentikan krisis kemanusiaan di Gaza dan pengakuan terhadap Palestina. Itu termasuk saat bertemu Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, di Istana Merdeka, Jakarta, 6 November 2024; PM Inggris Keir Starmer, di London, Inggris, 21 November 2024; hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron di Jakarta, 28 Mei 2025.

Bahkan, dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025, di Antalya, Turki, 11 April 2025, Prabowo tak segan mengkritik standar HAM negara adidaya lantaran membiarkan penindasan Israel terhadap rakyat Gaza.

“Situasi di Gaza sebenarnya mengajarkan kepada dunia bahwa banyak negara adidaya yang menganut cita-cita besar sekarang, di mata banyak orang di belahan bumi selatan, pada dasarnya telah gagal,” cetus Prabowo, mengutip situs Setkab.

Kini, arus dukungan terhadap Palestina makin membesar, termasuk dari negara-negara yang punya hubungan tradisional kuat dengan Israel, seperti Inggris dan Jerman.

Walau tak memiliki kekuatan hukum tetap seperti Resolusi PBB, Deklarasi New York ini positif dari sisi diplomatik sebagai bentuk pengakuan politik internasional terhadap kemerdekaan Palestina dan upaya global untuk mengakhiri krisis di Gaza.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini