Anomali Positif Harga Beras

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Luky Maulana
3 Oktober 2025, 17:10

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat anomali positif penurunan harga atau deflasi beras secara bulanan (month-to-month/mtm) pada September 2025. Situasi ini berkebalikan dengan periode sebelumnya. Setiap September tahun 2021 sampai 2024, beras selalu mengalami inflasi.

Adapun deflasi beras bulan lalu merupakan yang kedua sepanjang tahun. BPS menyebutkan penurunan harga komoditas itu terjadi pula pada April.

Menurut BPS, ada tiga faktor penurunan harga beras. Sebut misal, kenaikan pasokan gabah dari panen gadu di beberapa wilayah. Ada pula faktor pemanfaatan stok gabah yang cukup berlimpah dari periode sebelumnya di penggilingan. Selain itu, pasokan beras di pasar saat ini juga cukup banyak, ditambah gelontoran beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) oleh pemerintah.

Ketersediaan beras yang melimpah erat kaitannya dengan produksi yang meningkat. Menurut proyeksi BPS, produksi beras Januari-November tahun ini mencapai 33,19 juta ton, atau meningkat 12,62 persen tahun lalu.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menyatakan dengan lonjakan produksi beras tahun ini, pemerintah tidak akan melakukan impor.

"Tidak ada impor karena stok kita banyak," kata Amran dalam keterangan tertulis, Rabu (1/10).

Menurut Amran, produksi beras meningkat sejalan dengan transformasi di sektor pertanian. Dia menyebut pemerintah terus mendorong program strategis mulai dari pencetakan sawah baru, rehabilitasi jaringan irigasi, hingga peningkatan kesejahteraan petani.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini