11 Proyek Kilang Pertamina Internasional Kawal Ketahanan Energi
Sebelas proyek strategis Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah beroperasi dalam kurun 2019 hingga 2024. Proyek-proyek ini menjadi tonggak penting dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung transisi menuju produk energi yang lebih ramah lingkungan. Dengan adanya proyek tersebut, kapasitas produksi kilang meningkat dan kualitas produk yang dihasilkan semakin baik.
Salah satu proyek yang lebih dulu rampung ada di Kilang Cilacap. Proyek Blue Sky Cilacap yang beroperasi pada 2019 meningkatkan kapasitas produksi bensin dari 23 ribu barel per hari operasi (MBSD) menjadi 53 MBSD.
Masih di Kilang Cilacap, pada 2022 beroperasi Green Refinery Cilacap Fase I yang menghasilkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan kapasitas mencapai 3 MBSD. Ini menandai kontribusi Pertamina dalam menyediakan bahan bakar nabati ramah lingkungan.
Kilang Balongan juga menjadi pusat modernisasi melalui beberapa proyek penting. Pada 2022, revitalisasi Residual Catalytic Cracking (RCC) berhasil meningkatkan kapasitas dari 63 MBSD menjadi 83 MBSD.
Di tahun yang sama, proyek Ultra Low Sulfur Diesel (ULSD) mulai beroperasi dengan kapasitas 15 MBSD. Masih di Balongan, Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan turut menambah kapasitas pengolahan dari 125 MBSD menjadi 150 MBSD, serta memproduksi gas hingga 40 BBTUD.
Selain itu, di Kilang Dumai, proyek Platformer-I yang beroperasi pada 2022 menambah kapasitas reformate dari 12 MBSD menjadi 14 MBSD. Proyek ini memperkuat peran Kilang Dumai sebagai kilang strategis di wilayah Sumatera.
Proyek besar juga berlangsung di Kilang Balikpapan. Pada 2023, pembangunan pipa Senipah-Balikpapan berhasil menambah pasokan gas hingga 40 BBTUD.
Setahun kemudian, pada 2024, proyek Revamp Balikpapan meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260 MBSD menjadi 360 MBSD. Di tahun yang sama, dibangun pula Central Crude Oil Terminal Lawe-Lawe, yang meningkatkan kapasitas tangki crude oil dari 5,6 juta barel menjadi 7,6 juta barel. Proyek-proyek ini menegaskan posisi Balikpapan sebagai salah satu kilang terbesar dan terpenting di Indonesia.
Sementara itu, Kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) juga ikut dimodernisasi lewat proyek Revamp ISBL & OSBL yang selesai pada 2024. Proyek ini meningkatkan kapasitas bensin dari 37 MBSD menjadi 55 MBSD serta menambah kapasitas produksi paraxylene dari 600 ribu ton per tahun (KTPA) menjadi 780 KTPA.
Keseluruhan proyek ini menunjukkan upaya Kilang Pertamina Internasional dalam memperkuat infrastruktur energi nasional. Dari peningkatan kapasitas pengolahan, penyediaan produk ramah lingkungan seperti SAF dan ULSD, hingga pembangunan fasilitas penyimpanan crude oil berskala besar, semua diarahkan untuk memastikan ketersediaan energi untuk negara.
