Wisata Kota Cirebon Gedung BAT dan Jejak Industri Rokok di Pantura

Image title
12 Oktober 2022, 21:13
Gedung BAT merupakan bekas pabrik rokok yang ada di Kota Cirebon. Dibangun pada 1924, bangunan ini menjadi ikon wisata Kota Cirebon
Katadata/Fathnur Rohman
Gedung BAT merupakan bekas pabrik rokok yang ada di Kota Cirebon. Dibangun pada 1924, bangunan ini menjadi ikon wisata Kota Cirebon

Wisata Kota Cirebon kaya akan destinasi sejarahnya. Kota dengan luas sekitar 37,36 km² ini, menyimpan sebuah bangunan tua yang menjadi saksi bisu bagaimana industri rokok di Indonesia pernah berjaya pada masanya.

Berlokasi di Jalan Pasuketan, Kelurahan Lemahwungkuk, berdiri sebuah gedung bergaya art deco khas Eropa. Bangunan ini dikenal masyarakat sebagai Gedung British American Tobacco (BAT), yang merupakan salah satu ikon wisata Kota Cirebon paling tersohor.

Gedung ini berada di pojok perempatan Jalan Pasuketan dan berseberangan dengan Bank Mandiri Kota Cirebon. Di kawasan tersebut terdapat deretan bangunan berusia puluhan tahun yang dibangun sejak masa kolonial.

Kebanyakan destinasi wisata Kota Cirebon memiliki lokasi strategis. Sehingga wisatawan dapat dengan mudah menjangkaunya. 

Untuk bisa sampai ke Gedung BAT, para pelancong bisa memulai perjalanan dari Stasiun Cirebon menuju bangunan tersebut menggunakan layanan transportasi umum maupun ojek online. Waktu tempuhnya hanya sekitar 8 menit.

Gedung BAT telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Hal ini tidak lepas dari nilai historis bangunan tersebut yang merupakan bekas pabrik rokok. 

Meski kini tidak lagi beroperasi, keindahan arsitektur dan cerita masa lalunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ditambah dengan kondisi yang masih terawat, Gedung BAT dapat menambah wawasan baru tentang perjalanan industri rokok di Tanah Air.

Industri Rokok Putih di Indonesia

Pabrik rokok Negresco, Bandung tahun 1935
Pabrik rokok Negresco, Bandung tahun 1935 (IndischHistorisch.nl)

 

Sebelum menjadi destinasi wisata Kota Cirebon, Gedung BAT awalnya dimiliki oleh perseroan bernama Indo Egyptian Cigarettes Company. Kemudian pada 1923, perusahaan ini diakuisisi sepenuhnya oleh British American Tobacco yang berkedudukan di Inggris.

Gedung BAT dibangun pada masa penjajahan, yaitu pada 1924. Dinding depan bangunan lama terpampang jelas tahun pembuatannya. Bangunan ini menyimpan nilai sejarah penting yang berkaitan dengan industri rokok di Jawa.

Sejak dahulu terdapat beberapa segmen konsumen rokok di Indonesia. Sejarah mencatat, rokok kretek mendapat tempat di hati masyarakat kelas menengah ke bawah. Sedangkan rokok putih, lazimnya dikonsumsi oleh orang berpendapatan tinggi.

Rokok putih merupakan rokok yang dibuat tanpa campuran cengkeh. Hal inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara rokok tersebut dengan rokok kretek. 

Pada medio 1925-an, perusahaan asing multinasional pertama yang memproduksi rokok putih di Indonesia adalah British American Tobacco. Mereka melihat potensi menjanjikan dari pasar rokok putih di Nusantara.

Pengajar tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Thomas Sunaryo dalam bukunya Kretek Pustaka Nusantara menyebut, perusahaan patungan Inggris-Amerika itu mulai menancapkan bisnisnya dengan mendirikan dua pabrik rokok di Cirebon (1925), yang kini dikenal Gedung BAT serta di Surabaya (1928). 

Dalam uraiannya, produksi rokok di kedua pabrik itu pada 1931 tidak kurang dari dua juta batang. Sehingga jumlahnya masih di bawah target. Apalagi berdasarkan penelitian Van der Reijden yang dimuat dalam buku Kretek Djawa, total penjualan rokok putih di tahun tersebut mencapai 7,1 miliar batang per tahun. 

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...