Mengenal Bacuya, Badak Jawa Bakal Maskot Piala Dunia 2023

Tifani
Oleh Tifani
28 September 2022, 10:05
badak jawa
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali (ketiga kiri) bersama Ketua PSSI Mochamad Iriawan (ketiga kanan) berjalan bersama maskot Piala Dunia U-20 2023 Bacuya (tengah) saat parade perkenalan maskot Piala Dunia U-20 2023 pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (18/9/2022). PSSI bersama FIFA memperkenalkan maskot Piala Dunia U-20 2023 Bacuya dengan karakter badak Jawa yang mengenakan jersey Timnas Indonesia berwarna merah putih.

Badak Jawa merupakan salah satu jenis hewan endemic Indonesia. Hewan ini kembali menjadi pusat perhatian karena dipilih sebagai maskot untuk gelaran Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang.

Maskot Badak Jawa yang diperkenalkan memiliki nama Bacuya. Dari tampilannya, Bacuya nampak mengenakan jersey Tim Nasional Indonesia berwarna merah putih.

Advertisement

Menurut penjelasan PSSI, hewan satu ini dipilih lantaran merepresentasikan salah satu satwa langka khas tanah air. Terlepas dari pemilihannya sebagai maskot, ada hal menarik dari Badak Jawa yang perlu diketahui, mulai dari status kelangkaan hingga populasinya.

Mengenal Badak Jawa

Badak Jawa yang selama ini dikenal dengan nama ilmiah Rhinoceros Sondaicus, merupakan salah satu dari lima spesies badak yang saat ini tersisa di dunia. Lain itu, badak ini juga jadi satu dari dua spesies badak endemik Indonesia lainnya yakni badak Sumatera.

Dilihat dari ukuran tubuh, Badak Jawa sedikit lebih besar dibanding badak Sumatera. Badak Jawa dapat tumbuh dengan panjang tubuh rata-rata 2-3,5 meter dan tinggi mencapai 1,7 meter. Ditambah pada individu betina, ukurannya bisa lebih besar lagi.

Sementara itu cula Badak Jawa rata-rata memiliki ukuran panjang 20-25 sentimeter, namun ada juga yang dapat mencapai 30,5 sentimeter. Sedangkan dalam hal berat, Badak Jawa memiliki bobot di kisaran 0,9-2,3 ton.

Mamalia satu ini memiliki ciri fisik tubuh berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik. Lain itu, pada kulit di beberapa bagian tubuh seperti daun telinga, rambut kelopak mata, dan ujung ekor biasa terdapat rambut tipis.

Di kalangan peneliti satwa, Badak Jawa dikenal sebagai satwa browser atau binatang penjelajah untuk mencari makan rumput, semak, pucuk dedaunan dan sejenisnya. Mereka banyak memakan ranting dan batang kecil yang tumbuh di hutan.

Biasanya setelah makan satu atau lebih tumbuhan di satu titik, Badak Jawa akan pindah secara perlahan kemudian berhenti sesaat untuk makan lagi di tempat lain. Karena kebiasaan lain, tak heran jika hewan ini dikenal sebagai spesies kunci.

Hal yang menarik, Badak Jawa biasa membuang urin saat berkubang dan saat berjalan. Mereka biasanya membuang kotoran di dua tipe lokasi, yaitu di air sungai yang mengalir, dan di pegunungan atau bukit.

Badak Jawa Terancam Punah

Badak Jawa menyukai habitat hutan hujan dataran rendah dan rawa-rawa. Meski begitu, ada juga Badak Jawa yang ditemukan pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, yaitu di daerah Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon.

Hewan satu ini juga menyukai kondisi habitat dengan hutan yang rimbun, daerah semak, dan perdu yang rapat. Mereka kurang menyukai tempat-tempat yang terbuka, terutama pada siang hari. Disebutkan bahwa saat ini populasi Badak Jawa banyak tersisa di TN Ujung Kulon.

Bicara soal populasi, sama halnya seperti badak Sumatera, populasi Badak Jawa kini juga sangat terancam. Padahal, dulunya Badak Jawa menempati daerah penyebaran yang cukup luas di Asia Tenggara.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement