Apa itu Taksonomi dan Penjelasan Lengkapnya
Taksonomi mempelajari klasifikasi makhluk hidup. Dengan menggunakan pengamatan morfologi, perilaku, genetik dan biokimia, maka seorang ahli taksonomi akan mampu mengidentifikasi, serta menggambarkan dan mengatur spesies ke dalam klasifikasi.
Apa Itu Taksonomi?
Mengutip laman Bakai.uma.ac.id, berdasarkan asal katanya, taksonomi berasal dari bahasa Yunani kuno taxis dan nomia. Taxis berarti penataan dan nomia berarti metode, sehingga jika digabungkan taksonomi berarti metode penataan.
Dilihat dari sejarahnya, sistem klasifikasi makhluk hidup sudah dikenal sejak peradaban kuno yang dimulai oleh ahli filosof Yunani, Aristoteles. Pada zaman itu, Aristoteles mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok besar, yakni hewan (animalia) dan tumbuhan (plantae).
Aristoteles mengelompokkan hewan berdasarkan kesamaan seperti yang memiliki darah, atau yang tidak memiliki darah, yang hidup di darat atau yang hidup di air. Meskipun organisme dikategorikan, mereka tidak memiliki dasar metodis dan hewan tidak dikelompokkan berdasarkan kesamaan evolusioner.
Aristoteles juga memperkenalkan konsep definisi binomial (dua nama), sesuatu yang telah disempurnakan dan masih digunakan sampai sekarang. Dengan sistem ini, suatu organisme didefinisikan dengan dua nama 'genus dan perbedaannya'.
Dengan menggunakan ini, ia menempatkan hewan serupa dalam genus dan kemudian membaginya berdasarkan karakteristik yang membedakan mereka dari hewan lain yang ditempatkan dalam genus yang sama. Kemudian Linnaeus (1707-1778) adalah orang pertama yang menggabungkan definisi binomial (nomenklatur) dengan struktur hierarki klasifikasi.
Sistemnya mengatur tumbuhan dan hewan dari tingkat kerajaan, sampai ke spesies. Dia menggunakan sistem ini secara konsisten untuk mengidentifikasi setiap spesies tumbuhan dan hewan yang dia temui dan ini adalah dasar dari sistem yang kita gunakan saat ini.
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu mengidentifikasi makhluk hidup, mengelompokkan makhluk hidup, dan memberikan nama makhluk hidup. Klasifikasi memiliki manfaat memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beragam.
Selain itu, klasifikasi juga bermanfaat mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Dengan mempelajari taksonomi, dapat memberikan pengetahuan dasar yang mengimplementasi Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Dalam penelitian selama 250 tahun terakhir, ahli taksonomi telah menyebutkan sekitar 1,78 juta spesies hewan, tumbuhan, dan mikro-organisme. Jumlah total spesies tidak diketahui, kemungkinan antara 5 hingga 30 juta.
Tujuan Klasifikasi dalam Taksonomi
Klasifikasi dalam keilmuan taksonomi memiliki tujuan :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan ciri-ciri yang dimiliki.
2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakan dengan makhluk hidup yang lain.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
5. Menyederhanakan objek studi sehingga mempermudah pembelajaran.
6. Mengetahui tingkat evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Dengan kata lain, taksonomi mempunyai manfaat besar karena menjadi dasar untuk mengenal, mengelompokkan, dan memberi nama semua organisme yang ada di Bumi ini.
Proses Identifikasi Spesies
Taksonomi Tradisional
Untuk mengidentifikasi spesies, organisme dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil dan lebih kecil menggunakan karakteristik yang didefinisikan dalam 'kunci dikotomis (2 arah)'.
Ini terdiri dari serangkaian pertanyaan 2-opsi yang membagi organisme menjadi dua kelompok. Pertanyaan dimulai dengan perbedaan yang paling luas dan paling mendasar, dan seiring dengan kemajuan kunci.
Setiap kelompok dibagi lebih jauh berdasarkan karakteristik yang semakin unik hingga klasifikasi terendah tercapai.
Filogenetik Molekuler
Proses identifikasi ini adalah cabang taksonomi yang didedikasikan untuk memahami hubungan evolusioner antara organisme. Alih-alih menggunakan karakteristik morfologis (fisik), metode ini menggunakan teknik molekuler, seperti urutan DNA dan protein, untuk menentukan kesamaan evolusioner di dalam dan di antara individu, populasi, dan spesies.
Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup
Hal paling dasar dalam melakukan klasifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan suatu makhluk hidup. Berikut ciri-ciri dasar makhuk hidup atau hal-hal yang mendasari diklasifikasian sebagai makhluk hidup.
1. Ciri Fisik
Ciri fisik merupakan hal paling mudah yang bisa kita lakukan dalam melakukan klasifikasi makhluk hidup. Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa ayam dan bebek termasuk dalam golongan aves (burung) karena persamaan fisik keduanya, yakni berbulu, memiliki sayap, dan berparuh.
2. Ciri Morfologi dan Anatomi
Berdasarkan ciri morfologi, kita bisa melihat dari bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup. Misalnya, kita bisa melihat bentuk paruh dan cakar pada hewan, atau melihat bentuk daun dan bunga pada tumbuhan.
Sementara berdasarkan ciri anatomi, kita bisa melihat dari struktur tubuh organisme. Contohnya, ada atau tidaknya sel trakea atau kambium pada suatu makhluk hidup.
3. Ciri Biokimia
Ciri-ciri biokimia dapat dilihat pada jenis-jenis enzim, protein, DNA, dan lainnya pada makhluk hidup. Ciri-ciri tersebut kemudian dapat dijadikan pedoman untuk menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
4. Berdasarkan Manfaat
Setelah mempelajari lebih dalam mengenai suatu makhluk hidup, kita bisa menemukan manfaat yang dapat digunakan untuk melakukan klasifikasi. Misalnya, berdasarkan manfaatnya, tanaman sirih, jahe, dan kencur dapat diklasifikasikan sebagai tanaman
obat.