5 Rekomendasi Novel Sejarah Ini Layak Dijadikan Bacaan
Novel merupakan jenis buku yang bercerita tentang suatu hal. Selain fiksi, buku novel juga bisa diangkat dari kisah nyata.
Biasanya novel memuat satu konflik yang akan dibahas secara lengkap, rinci, dan kompleks hingga selesai. Namun, tak sedikit juga judul yang hadir dalam beberapa jilid buku.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Adapun unsur intrinsik dari novel, hampir menyerupai cerita atau karangan pada umumnya. Di antaranya yaitu, tema, tokoh dan penokohan, alur, latar belakang, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan mengulas beberapa novel sejarah yang layak dipertimbangkan untuk dibaca. Selengkapnya, simak tulisan di bawah ini
Novel Sejarah
Novel sejarah membahas tentang cerita masa lalu. Beberapa di antaranya memuat kisah nyata dari orang yang hidup pada zaman sebagaimana latar yang diangkat oleh penulis.
1. Gadis Kretek
Rekomendasi novel sejarah satu ini berjudul Gadis Kretek yang bercerita tentang pemilik Djagad Raya, pabrik kretek. Sosok tersebut bernama Pak Soeraja. Ia memiliki perempuan idaman yang tidak dinikahinya, yakni Jeng Yah.
Di lain sisi, Soeraja sudah memiliki istri. Ketika ajal menjemput, Soeraja memiliki permintaan agar bisa dipertemukan dengan Jengah Yah. Hal ini membuat sang Istri terbakar api cemburu.
Meski begitu, tiga orang anak Soeraja tetap berusaha untuk mencari Jeng Yah. Seiring dengan itu, mereka menemukan rahasia keluarga.
Menemukan asal usul Kretek Djagad Raya, mereka bertiga akhirnya tahu bahwa Jeng Yah merupakan pemilik Kretek Gadis. Diketahui bahwa bisnis kelolaan Jeng Yah tersebut sempat terkenal pada zamannya.
2. Orang-orang Proyek (Ahmad Tohari)
Novel sejarah berikutnya adalah Orang-orang Proyek yang bercerita tentang sekelompok pekerja di proyek pembangunan. Sebut saja Kabul, seorang insinyur yang turut berperan dalam pembuatan jembatan di Sungai Cibawor.
Berlatar belakang pendidikan profesional, Kabul memiliki idealisme yang tinggi. Tidak semudah yang dibayangkan, Kabul dihadapkan dengan beberapa orang yang memiliki kepentingan di proyek tersebut.
Diketahui bahwa novel ini mengangkat latar cerita tahun 1991, masa itu berdekatan dengan Pemilihan Umum 1992. Tak heran, apabila Kabul turut terlibat dalam pergolakan partai politik dan penguasa di dalam pembangunan jembatan, yang diharapkan bisa memiliki kualitas tinggi. Pasalnya dana yang disiapkan sedikit demi sedikit digerogoti oleh pihak yang terlibat.
3. Amba (Laksmi Pamuntjak)
Novel sejarah kali ini berjudul Amba yang berlatar Indonesia saat terjadi pergolakan G30S PKI. Adapun tokoh utama bernama Amba merupakan sosok perempuan dengan prinsip dan idealisme yang teguh.
Atas rasa penasarannya, Amba memulai perjalanan dengan pergi merantau ke Jakarta dan Pulau Buru. Amba memiliki kekasih bernama Bisma yang ditemuinya di Kediri. Naasnya, Bisma diasingkan sebagai tahanan politik dari G30SPKI. Novel ini bercerita tentang kehidupan Amba dari sisi cinta dan lika-liku yang dihadapinya. Amba berprofesi menjadi guru.
4. Laut Bercerita (Leila S. Chudori)
Novel sejarah satu ini bercerita tentang perilaku keji yang terjadi pada kelompok aktivis mahasiswa saat pergolakan terjadi di masa Orde Baru. Terbagi menjadi dua bagian, Laut Bercerita mengangkat waktu yang relatif beda.
Tokoh tersebut bernama Biru Laut yang menjadi bagian dari aktivis pada masa itu. Dirinya merupakan mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada. Ia sangat menggemari dunia sastra klasik, baik Indonesia maupun Inggris.
Biru Laut bergabung dengan organisasi Winatra. Ia turut terlibat dalam diskusi mengenai buku-buku bersama anggota lainnya. Tak hanya itu, Biru Laut juga gemar menulis gagasan-gagasannya, kemudian dikirimkan dan dimuat oleh media cetak pada masa itu.
5. Halaman Terakhir (Yudhi Herwibowo)
Halaman Terakhir merupakan novel sejarah yang terbit pada 2015. Tulisan ini bercerita tentang Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Awalnya, dia dimandatkan untuk menjabat sebagai Duta Besar Kerajaan Belgia.
Mengangkat latar Orde Baru, Hoegeng sebelumnya menduduki posisi Kapolri. Ia juga menerima perintah tersebut. Namun, Hoegeng tidak merasa lega dan berbesar hati.
Pasalnya kala itu, Hoegeng tengah melakukan penyidikan terkait dua kasus besar. Di antaranya yaitu pemerkosaan Sumariyah, gadis penjual telur di Yogyakarta.
Selain itu, kasus lainnya adalah penyelundupan mobil mewah oleh Soni Cahaya yang berhubungan dekat dengan Keluarga Cendana. Novel ini juga bercerita tentang bagaimana kehidupan Hoegeng pasca turun dari jabatan sebagai Kapolri.
Hoegeng masih kondang sebagai pengisi acara talk show bertajuk Radio Elshinta. Beliau biasa membahas isu-isu sosial.
Demikian ulasan singkat mengenai novel sejarah yang bisa dijadikan bahan bacaan. Selain menjadi media hiburan, novel-novel di atas juga bisa dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan terkait kisah masa lampau dan sejarah Indonesia.