Efikasi Vaksin Moderna 94%, Ahli Sebut Memicu Reaksi Kuat pada Tubuh

Intan Nirmala Sari
8 Agustus 2021, 11:29
vaksin, moderna, covid-19, vaksin virus corona, gerakan 3M
ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/hp/cf
Dado Ruvic/Illustration Botol kecil dengan label vaksin penyakit virus korona (COVID-19) Pfizer-BioNTech, AstraZeneca, dan Moderna terlihat dalam foto ilustrasi yang diambil Jumat (19/3/2021).

Vaksin Moderna rencananya akan digunakan masyarakat Indonesia dan secara khusus untuk booster imun bagi para tenaga kesehatan. Umumnya, reaksi yang terjadi dan dialami penerima vaksin tersebut bisa berbeda-beda.

Praktisi kesehatan sekaligus relawan Covid-19 Universitas Gadjah Mada, Dr Muhamad Fajri Adda'i menjelaskan, reaksi bisa terjadi usai seseorang mendapatkan suntikan vaksin Moderna. Jadi, penting bagi masyarakat  mengetahui lebih jauh dampak atau efek yang akan dirasakan usai divaksinasi.

"Untuk memberikan pemahaman terhadap reaksi vaksinasi. Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakan," kata Fajri dilansir dari Antara, Minggu (8/8).

Menurut Fajri, di samping memiliki efikasi 94,1%, vaksin Moderna juga memicu respon tubuh yang cukup kuat sekaligus antibodi tertinggi dibanding vaksin lain.

Reaksi usai vaksinasi Moderna bisa berbeda, di antaranya seperti demam, tidak enak badan, kelelahan, muncul ruam dan nyeri. Berdasarkan studi yang dipublikasikan Journal of the American Medical Association (JAMA) pada 5 April 2021 menunjukkan daari 2 juta orang di Amerika Serikat (AS) yang disuntik vaksin Moderna, sekitar 70% merasa nyeri, 7,4% mengalami kemerahan, sekitar 13,6% mengalami bengkak dan gejala sistemik 51,7%.

Selain itu, ada juga gejala kelelahan sekitar 32,5% dari total penerima vaksin moderna di AS, disusul, 26,9% sakit kepala, 21,3% myalgia atau nyeri otot, 10,3% panas dingin, demam 10%, sakit sendi 9,8%), mual 8,1%, muntah 0,8%, diare 5,4% dan nyeri perut 3,2%.

Dia mencontohkan, jika 1,2 juta orang tenaga kesehatan yang disuntik vaksin Moderna, maka akan ada 70% dari jumlah ini atau 840 ribu orang yang akan mengeluhkan nyeri. Sementara untuk gejala sistemik akan dialami 620 ribu orang, kelelahan 390 ribu orang dan ruam pada 88.800 orang.

Selain itu, menurut studi JAMA Oncolgy, terdapat pula reaksi limfonodi atau pembesaran pembuluh kelenjar getah bening, misalnya di ketiak pada laki-laki. Kasusnya sekitar 1-5% pada mereka yang disuntik vaksin Moderna dosis pertama.

"Itulah mengapa Inggris sudah memberitahu (bengkak) bisa sampai 10 hari atau bahkan lebih. Tetapi ini jarang," kata Fajri.

Fajri sendiri sudah mendapatkan suntikan pertama vaksin Moderna pada Jumat (6/8) lalu. Dia mengatakan, 12 jam pertama belum merasakan reaksi apapun. Pada 14 jam usai divaksin, barulah muncul sumeng dan panas dingin yang bisa ditahan. Setelah 24 jam usai divaksin, kondisinya membaik tetapi dua jam kemudian mengalami panas dingin dan malaise atau lelah dan tidak enak badan.

"28 jam setelah divaksin tidak tahan, akhirnya minum obat, lumayan. Tangan nyeri-nyeri karena reaksi lokal inflamasi dikompres dingin lumayan," tutur dia.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...