Bahan Baku Industri Susu 78% Impor, Kemenperin Bakal Intervensi Pakan
Industri pengolahan susu di Indonesia masih bergantung pada impor. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian alias Kemenperin, 78 % bahan baku industri olahan susu dipasok dari luar negeri atau impor, sementara 22 % berasal dari peternak lokal.
Tantangan utamanya datang dari produktivitas sapi perah yang minim. Di Pangalengan, produktivitas sapi perah sekitar 15-19 liter per ekor setiap harinya. Namun, di beberapa industri besar, produktivitas sapi perah sudah mencapai 30 liter per hari.
Di sisi lain, kendala yang masih dialami peternak umumnya harga pakan sapi yang masih tinggi. Untuk itu, Kemenperin akan melakukan intervensi untuk menekan harga pakan, terutama pada mesin pengolahan dan bahan pakan.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya tengah mengupayakan meningkatkan produktivitas hasil susu per ekor sapi.
"Kami di Kemenperin membantu dari sisi pengolahannya, tapi bahan bakunya perlu bantuan dari Kementerian Pertanian," kata Putu dalam konferensi pers, Jumat (3/12).
Adapun susu segar diimpor dari berbagai negara dalam bentuk skim milk atau susu tanpa lemak, whole milk atau susu full cream, anhydrous milk fat atau AMF yang merupakan produk lemak diproses dari turunan susu, butter milk atau produk sampingan dari mentega dan whey alias air dadih atau endapan dari proses pembuatan keju.
"Kami bekerja keras untuk ke depannya industri susu ini bahan bakunya bisa disuplai dari dalam negeri," ujarnya.
Putu menyebutkan, kalau produktivitas dapat terus ditingkatkan, maka pendapatan dan kesejahteraan peternak susu akan semakin baik.