Kemendag Bakal Ajukan Subsidi untuk Redam Lonjakan Harga Kedelai
Kementerian Perdagangan atau Kemendag akan mengajukan subsidi untuk komoditas kedelai dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tujuannya adalah mendukung ketersedian pasokan kedelai sebagai bahan baku bagi perajin tempe dan tahu di dalam negeri dengan harga terjangkau.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag, Isy Karim mengatakan pihaknya belum menentukan skema subsidi yang akan dipakai nantinya. Ketersediaan kedelai dinilai penting lantaran saat ini pasokan kedelai dianggap tidak akan cukup hingga Bulan Ramadan pada April 2022.
"Tidak ada pilihan (selain subsidi). Yang diminta (pengrajin tempe-tahu, harga kedelai) stabil selama tiga bulan, sedangkan sampai saat ini importir belum berani untuk Maret 2022," kata Isy kepada Katadata, Jumat (18/2).
Sebagai informasi, harga kedelai yang biasa dinikmati pengrajin tempe-tahu Tanah Air, berkisar Rp 10 ribu per kilogram. Isy mencatat, harga kedelai internasional saat ini telah menyentuh Rp 12 ribu per kilogram.
Menurutnya, salah satu penyebab tingginya harga kedelai internasional adalah meningkatnya permintaan kedelai dari Cina. Kedelai menjadi salah satu komponen penting dalam proses restrukturisasi industri peternakan di Negeri Panda.
Selain itu, Kemendag mencatat beberapa penyebab kenaikan harga kedelai dunia adalah penurunan produksi di negara-negara di Amerika Latin. Di mana, cuaca ekstrem menjadi penyebab turunnya produksi petani kedelai di Amerika Latin.
Di samping itu, rekor inflasi 7 % yang terjadi di Amerika Serikat, juga menyebabkan harga kedelai dunia menanjak. Pasalnya, inflasi tersebut membuat biaya produksi dan biaya sewa lahan naik, sementara lahan kedelai di Negeri Paman Sam kekurangan tenaga kerja pasca pandemi Covid-19.