Mengapa Rusia Invasi Ukraina?

Intan Nirmala Sari
25 Februari 2022, 13:30
Ukraina, Putin, Rusia Ukraina, Perang Rusia Ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Sergei Karpukhin/cfo/17
Presiden Rusia Vladimir Putin menilai, pemerintah AS melakukan 'ekonomi yang egois' karena mendorong negara lain untuk tidak menggunakan teknologi jaringan milik Huawei.

Ketegangan politik Rusia-Ukraina meningkat usai Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina. Pernyataan tersebut dilontarkan Putin dalam pidatonya, Kamis (24/2) dilansir dari kantor berita Rusia, Ria Novosti

Putin menekankan, langkah tersebut dipilih sebagai upaya untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina. Sekaligus melindungi orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida atau pembunuhan besar-besar oleh rezim Kyiv selama delapan tahun, termasuk pada warga Federasi Rusia.

"Pada saat yang sama, rencana kami tidak termasuk pendudukan wilayah Ukraina. Kami tidak akan memaksakan apa pun, pada siapa pun dengan paksa," ujar Putin dalam pidatonya, mengutip Ria Novosti.

Di samping itu, Putin juga menerangkan bahwa keadaan mengharuskan Rusia untuk mengambil tindakan tegas dan segera. Di mana, Republik rakyat Donbass telah mengajukan permintaan bantuan kepada Rusia. 

"Saya ulangi, tindakan kami adalah pembelaan diri terhadap ancaman yang ditujukan kepada kami dan dari bencana yang lebih besar dari apa yang terjadi hari ini," kata Putin.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
Sebuah kiriman dibagikan oleh РИА Новости (@ria_novosti)

Melansir akun Instagram, Ria Novosti, disebutkan dalam operasi militer khusus pertamanya, Rusia telah menguasai 83 objek darat, infrastruktur militer Ukraina.

Dalam pidato Kamis (24/2), Putin juga memohon agar personel militer angkatan bersenjata Ukraina meletakkan senjata dan segera pulang. Dia juga menekankan bahwa, semua tanggung jawab atas kemungkinan pertumpahan darah, sepenuhnya berada pada nurani rezim yang berkuasa di wilayah Ukraina. 

“Langit dibanjiri dengan warna merah dan oranye ketika rudal ini menyerang,” jelas Andrew Simmons, wartawan Al Jazeera yang memantau dari Kyiv.

Berdasarkan pernyataan Andrew dari posisinya saat itu, terdengar tujuh kali ledakan sebelum fajar terbit Kamis (24/2) waktu Ukraina. Dia memperkirakan, salah satu ledakan tersebut telah menyerang Bandara Internasional Boryspil.

Melansir BBC, bandara dan markas militer menjadi lokasi invasi atau bagian operasi militer khusus pertama Rusia. Lokasinya dekat kota-kota di Ukraina, termasuk bandara internasional utama Boryspil di Kyiv. Selanjutnya, tank dan pasukan meluncur ke Ukraina di timur laut, dekat Kharkiv, sebuah kota berpenduduk 1,4 juta orang; di timur dekat Luhansk, dari tetangga Belarus di utara dan Krimea di selatan.

Pasukan terjun payung turut merebut pangkalan udara utama di luar Kyiv dan pasukan Rusia juga mendarat di kota pelabuhan besar Ukraina, Odesa dan Mariupol.

Apa yang diinginkan Putin?

Rusia sudah lama mengultimatum NATO dan menuntut agar tiga permintaan dipenuhi. Pertama, Rusia ingin NATO menjamin secara hukum, tidak akan menerima keanggotaan lagi.

"Bagi kami, benar-benar harus ada kewajiban untuk memastikan Ukraina tidak akan pernah menjadi anggota NATO," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov dilansir dari BBC.

Pada 1994, Rusia menandatangani kesepakatan untuk menghormati kemerdekaan serta kedaulatan Ukraina. Putin menekankan, jika Ukraina bergabung dengan NATO, pakta pertahanan akan mencoba balik menduduki Krimea.

Selain itu, Putin menuntut NATO untuk tidak menempatkan senjata penyerang dekat perbatasan Rusia. Terakhir, NATO harus harus melucuti semua infrastruktur dan pasukan dari negara-negara yang bergabung dengan pakta pertahanan sejak 1997.

Negara-negara tersebut mencakup negara di kawasan Eropa Tengah, Eropa Timur, dan Balkan. Intinya, Rusia ingin NATO kembali ke perbatasan sebelum 1997.

Di mana pasukan Rusia dikirim?

Menurut BBC, iring-iringan pasukan dan tank telah memasuki Ukraina dari segala penjuru. Salah satunya, melintasi Belarus di utara, mengarah ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Pasukan penjaga perbatasan Ukraina alias DPSU juga merilis sejumlah foto yang menunjukkan pergerakan konvoi militer Rusia, ke bagian Selatan Ukraina dari Semenanjung Krimea yang bergabung dengan Rusia sejak 2014. 

Selain itu, kabar dari Ukraina melaporkan kalau pasukan Rusia juga telah bergerak ke bagian timur. Di mana, foto-foto satelit memperlihatkan pasukan Rusia ditempatkan di wilayah Donetsk yang dikuasai kubu separatis Ukraina.

Apa masalah Putin dengan Ukraina

Sejak lama, Rusia menolak kedekatan Ukraina dengan institusi-institusi Eropa, baik Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO, serta Uni Eropa atau UE. Presiden Rusia tersebut pun mengklaim Ukraina sebagai boneka Barat.

Argumen lain muncul berdasarkan salah satu ketentuan utama pendirian NATO. Dalam pasal 5 Traktat 1949, aliansi NATO sepakat akan membantu pertahanan bila salah satu negara anggotanya diserang musuh. Untuk itu, Putin menuntut adanya janji yang mengikat bahwa NATO tidak akan menyetujui bergabungnya Ukraina dalam organisasi tersebut.

Selain memberi jaminan Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, Putin juga mendesak Barat untuk melucuti militer Ukraina, dan kemudian menjadi negara netral. Apalagi, sebagai negara anggota Uni Soviet, Ukraina memiliki hubungan sosial dan budaya yang erat dengan Negeri Beruang Merah. 

UKRAINE-CRISIS/EAST-FRONTLINE
UKRAINE-CRISIS/EAST-FRONTLINE (ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich/WSJ/dj)

Ukraina sendiri, resmi ditetapkan sebagai negara merdeka saat Uni Soviet runtuh pada 24 Agustus 1991. Penduduk Ukraina di bagian Barat lebih banyak berbahasa Ukraina dan beragama katolik, sementara penduduk di Ukraina bagian Timur lebih banyak berbahasa Rusia dan menganut kristen ortodoks. 

Sebagai informasi, NATO sudah berdiri sejak 4 April 1994 dan diklaim sebagai organisasi militer terkuat dunia yang bertujuan menjaga keamanan di Eropa Barat. Hingga kini, NATO sudah beranggotakan 30 negara, termasuk di antaranya bekas Uni Soviet, seperti Estonia, Latvia, dan Lituania.

Pada April 2021, Rusia mengirimkan sebanyak 100 ribu pasukan militer ke perbatasan Ukraina dengan dalih latihan militer. Ukraina lalu meminta NATO untuk turun tangan, sehingga Rusia memulangkan pasukannya. Meski begitu, CNN mencatat selama April masih ada puluhan ribu pasukan yang mendiami perbatasan kedua negara.

Rusia akui dua daerah separatis Ukraina

Pada Senin (21/2), Putin menyatakan bahwa Rusia mengakui dua wilayah Ukraina, Donetsk dan Luhansk, sebagai negara independen. Pada 2014 wilayah Donetsk dan Luhansk dikuasai kubu separatis pro-Rusia. Kedua daerah itu terletak di barat Rusia, dan diklaim sebagai daerah separatis Ukraina.

Pernyataan Putin kemudian memungkinkan untuk Rusia secara resmi menempatkan pasukannya di kedua wilayah tersebut. Risiko terjadinya perang terbuka pun semakin tinggi. Sejak saat itu, terjadi bentrokan di daerah Donbas antara prajurit Ukraina dan kelompok separatis. 

Selain itu, Rusia juga menyebut Ukraina melakukan genosida di bagian timur, serta memberikan lebih dari 700 ribu paspor di kawasan Donetsk dan Luhansk. Sehingga, aksi menyerang Ukraina akan dianggap dibenarkan demi melindungi rakyat, menurut BBC.

Bakal sejauh apa langkah Rusia?

Secara teori, Rusia memungkinkan untuk melakukan operasi militernya di kawasan timur, utara dan selatan Ukraina, guna menyingkirkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis. Rusia juga mengarahkan pasukan dari Krimea, Belarus dan perbatasan di bagian Timur. 

Sementara, Ukraina telah membangun angkatan bersenjata mereka selama beberapa tahun terakhir. Militer Ukraina juga merekrut ratusan ribu orang untuk bergabung dengan pasukan cadangan. Pejabat militer Amerika Serikat (AS), Mark Milley menilai besaran pasukan Rusia akan membuat konflik di kawasan padat pemukiman.

Seberapa bahaya invasi Rusia bagi Eropa?

Puluhan orang telah tewas, baik warga sipil maupun tentara. Bagi para pemimpin Eropa, invasi ini telah membawa beberapa saat tergelap sejak tahun 1940-an, sekaligus titik balik sejarah Eropa. Ukraina telah menderita perang delapan tahun dengan proksi Rusia.

Invasi memiliki efek knock-on bagi banyak negara lain yang berbatasan dengan Rusia dan Ukraina. Termasuk dengan Latvia, Polandia, dan Moldova yang menyatakan tengah mempersiapkan gelombang besar pengungsi. Keadaan darurat telah diumumkan di Lithuania dan Moldova, di mana ribuan wanita dan anak-anak telah masuk.

UKRAINE-NATO
UKRAINE-NATO (ANTARA FOTO/REUTERS/Ukrainian Presidential Press Service)

Apa yang bisa dilakukan Barat?

NATO telah menempatkan pesawat-pesawat tempur dalam keadaan siaga, tetapi aliansi Barat telah menjelaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina. Sebaliknya mereka menawarkan penasihat, senjata dan rumah sakit lapangan.

Sementara itu, 5.000 tentara NATO telah dikerahkan di negara-negara Baltik dan Polandia. Sedangkan 4.000 lainnya dapat dikirim ke Rumania, Bulgaria, Hongaria, dan Slovakia.

Barat juga bersiap untuk menetapkan sanksi kepada Rusia, baik berupa sanksi ekonomi, industri, dan individu. Uni Eropa juga berjanji untuk membatasi akses Rusia ke pasar modal dan memotong industrinya dari teknologi terbaru. 

Salah satu negara yang lebih dulu memberikan sanksi, adalah Jerman yang menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 pada Selasa (22/2). Pipa sepanjang 750 mil tersebut telah selesai dibangun September tahun lalu, namun belum mendapat sertifikasi akhir dari regulator Jerman. Rencanaya, pipa gas tersebut akan mengalirkan gas alam melalui pipa Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.

UKRAINE-CRISIS/BIDEN
UKRAINE-CRISIS/BIDEN (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/WSJ/cf)

Sementara itu AS menyatakan akan membekukan aset dua bank Rusia, yakni Vnesheconombank (VEB) dan bank negara Promsvyazbank (PSB) yang diyakini turut membiayai aksi militer Rusia. Tak sampai di situ, sejumlah aset milik elite Rusia di AS juga akan dibekukan.

Adapun Perdana Menteri Inggris, Johnson akan membekukan aset semua bank besar Rusia, di mana ada 100 individu dan entitas yang menjadi target sanksi tersebut. Maskapai penerbangan nasional Rusia, yakni Aeroflot juga bakal dilarang mendarat di Inggris. 

 

 

Reporter: Amelia Yesidora

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...