Mengenal Sesar Baribis, Belahan Terpanjang di Jawa yang Ancam Jakarta

Amelia Yesidora
27 Juni 2022, 17:39
Sesar Baribis, gempa, gempa bumi, bmkg
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.
Sejumlah siswa berlindung di bawah meja saat latihan kesiapsiagaan bencana gempa dan tsunami di SD Negeri 2 Tanjung Benoa, Badung, Bali, Selasa (24/5/2022).

Tim ilmuwan Institut Teknologi Bandung (ITB) menerbitkan studi baru yang menunjukkan Jabodetabek terancam diguncang gempa bumi cukup besar. Hal itu dipicu adanya Sesar Baribis yang berada di barat Laut Jawa, yang kemungkinan berstatus aktif.  

Bila ditelisik dalam peta bahaya nasional, belum ada pertimbangan kegempaan di sepanjang Sesar Baribis. Meskipun begitu, peneliti menilai penting bagi pemerintah untuk menilai ulang bahaya seismik di barat Laut Jawa, dengan memperhitungkan Sesar Baribis dan potensi gempanya. 

Advertisement

“Mengingat kedekatannya (Sesar Baribis) dengan Jakarta, kota besar yang berada di jantung salah satu pulau terpadat di dunia,” tulis peneliti.

Penelitian yang dipublikasi di Scientific Reports-Nature pada Kamis (16/6) mengamati, kegempaan di bagian timur Sesar Baribis lebih tinggi, dibandingkan bagian barat. Kemudian, studi GPS sebelumnya menunjukkan adanya tingkat kompresi yang tinggi di wilayah selatan Jakarta.

Hasil pengamatan juga menyiratkan bahwa Sesar Baribis bagian barat terkunci, dan daerah sekitarnya, termasuk Jakarta Selatan sangat rentan terhadap gempa bumi yang cukup besar, di masa depan. Gempa ini dapat terjadi ketika akumulasi energi regangan elastis akhirnya dilepaskan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menanggapi temuan ini dengan berencana meninjau keaktifan Sesar Baribis di selatan Jakarta. “Nanti akan saya cek kembali,” kata Anies dilansir dari Antara, Sabtu (25/6) . 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sekata dengan penelitian ini. Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan Sesar Baribis di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser sekitar lima milimeter per tahun. Selain itu, hasil monitor alat sensor seismograf BMKG menemukan aktivitas gempa yang membuktikan keaktifan sesar ini. 

“Meskipun dalam magnitudo kecil, dari 2,3 sampai 3,1,” kata Daryono.

Penelitian bertajuk “Implications for fault locking south of Jakarta from an investigation of seismic activity along the Baribis fault, northwestern Java, Indonesia” ini disusun oleh 12 orang peneliti dari berbagai universitas, yakni Institut Teknologi Bandung, Universitas Kristen Maranatha, dan University of Cambridge, Amerika Serikat. Selain itu, BMKG pun turut andil sebagai peneliti. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement