3 Upaya Kemenkes Tingkatkan Layanan Kesehatan Jantung Tanah Air

Intan Nirmala Sari
30 Oktober 2022, 09:10
kemenkes
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kanan) memberi pemaparan saat konferensi pers terkait nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 di Jakarta, Selasa (16/8). Pemerintah mematok belanja negara dalam RAPBN 2023 sebesar Rp3.041,7 triliun, di antaranya belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.230 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp811,7 triliun.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan layanan jantung yang ada saat ini dinilai belum mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat Indonesia. Hal ini karena, kapasitasnya masih sangat terbatas, serta jumlahnya belum merata di seluruh Indonesia. Sementara, layanan kesehatan jantung merupakan prioritas pemerintah yang harus ditransformasi.

“1 dari seribu masyarakat Indonesia punya potensi serangan jantung, yang bisa dilayani hanya sekitar 25 % atau sekitar 25 ribu orang, yang lainnya berpotensi meninggal,” kata Menkes saat menghadiri acara Inaugurasi Konsultan, Fellow, Spesialis 1 BKTV dan Rakernas HBTKVI 2022, Sabtu (29/10).

Menkes menjelaskan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung masih sangat kurang. Belum semua mampu memberikan layanan jantung bahkan untuk tindakan yang sederhana seperti pemasangan ring.

“Di seluruh Indonesia, kurang dari 200 kab/kota yang (rumah sakitnya) bisa pasang ring. Yang lainnya belum bisa karena tidak memiliki alat yang namanya Cathlab. Saya tahu alat-alatnya kurang, karenanya Kemenkes sudah menyiapkan anggaran sekitar Rp 30 triliun sampai 2027 untuk mengatasi penyakit katastropik di Indonesia termasuk Jantung,” ujar Menkes.

Pihaknya menambahkan, selain untuk penanganan penyakit jantung, nantinya anggaran tersebut juga akan digunakan untuk mengatasi penyakit katastropik lainnya seperti Stroke, Kanker dan ginjal.

Selain persoalan mengenai fasilitas pelayanan kesehatan, Menkes menjelaskan pihaknya juga berupaya meningkatkan ketersediaan dokter spesialis. Pemenuhan ini dilakukan karena jumlah dokter spesialis masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dokter umum.

Guna mengatasi kekurangan itu, pihaknya mengungkapkan telah melakukan 3 upaya guna meningkatkan kapasitas serta kualitas dokter spesialis khususnya untuk pelayanan jantung.

Pertama, meningkatkan jumlah prodi. Menkes menyampaikan bahwa jumlah prodi yang tersedia saat ini masih jauh dari harapan. Dari 92 Fakutas Kedokteran (FK) di Indonesia, hanya Ada 20 FK yang memiliki prodi pelayanan jantung, sementara yang bisa melakukan spesialis Bedah Toraks, Kardiak dan Vaskular atau BTKV, hanya dua prodi.

Untuk itu, Kementerian Kesehatanbekerjasama dengan Kemendikbud akan mengejar pemenuhan tenaga kesehatan, dengan menambah jumlah prodi Kedokteran agar semakin banyak menghasilkan dokter dan dokter spesialis.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...