Kapal Diserang, Rusia Tangguhkan Kesepakatan Ekspor Pertaniannya

Intan Nirmala Sari
30 Oktober 2022, 10:11
Rusia, ekspor, pertanian, ukraina, pbb
ANTARA FOTO/REUTERS/Amir Cohen/hp/cf

Rusia telah menangguhkan partisipasinya untuk mengekspor produk pertanian, karena serangan terhadap kapal di Krimea. Sebelumnya, Rusia telah membuat kesepakatan untuk mengekspor produk pertaniannya dari pelabuhan Ukraina yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.

Keputusan penangguhan tersebut diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, Sabtu (29/10). Keputusan tersebut sekaligus memberikan pukulan terhadap perjanjian tiga bulan yang bertujuan untuk mengurangi tekanan global karena pasokan biji-bijian.

Advertisement

Melansir Reuters, Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina, dengan bantuan pesawat tak berawak, menyerang kapal-kapal dari Armada Laut Hitam di Sevastopol, kota terbesar di Krimea yang dicaplok Rusia, pada Sabtu (29/10) dini hari, waktu setempat.

"Mempertimbangkan tindakan teroris oleh rezim Kyiv dengan partisipasi ahli Inggris terhadap kapal Armada Laut Hitam, dan kapal sipil yang terlibat dalam memastikan keamanan 'koridor gandum', pihak Rusia menangguhkan partisipasi dalam implementasi perjanjian ekspor produk pertanian dari pelabuhan Ukraina," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya, Kementerian juga mengatakan bahwa serangan pesawat tak berawak tersebut sebagian besar berhasil dihindari, dengan kerusakan kecil pada kapal penyapu ranjau Rusia.

Di sisi lain, Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak, menuduh Rusia "memeras" dan "menciptakan serangan teror" di wilayahnya sendiri pada Sabtu (29/10), menyusul ledakan di semenanjung Krimea di hari yang sama. Komentarnya tersebut menjadi tuduhan Rusia bahwa Ukraina berada di balik ledakan tersebut.

Secara terpisah, Menteri Pertanian Rusia, Dmitry Patrushev mengatakan sebelumnya Rusia siap memasok hingga 500 ribu ton biji-bijian ke negara-negara miskin dalam empat bulan ke depan secara gratis, dengan bantuan dari Turki, dan menggantikan pasokan biji-bijian Ukraina.

"Dengan mempertimbangkan panen tahun ini, Federasi Rusia sepenuhnya siap untuk menggantikan gandum Ukraina dan mengirimkan pasokan dengan harga terjangkau ke semua negara yang tertarik," ujarnya, mengutip Reuters.

Sejak Rusia dan Ukraina menandatangani Black Sea Grain Initiative yang didukung PBB di Turki pada 22 Juli, beberapa juta ton jagung, gandum, produk bunga matahari, barley, rapeseed, dan kedelai telah diekspor dari Ukraina.

Kepala bantuan PBB, Martin Griffiths sebelumnya mengatakan bahwa dia "relatif optimis" kesepakatan tersebut akan diperpanjang hingga pertengahan November 2022.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Ukraina dapat memulai kembali ekspor biji-bijian dan pupuk Laut Hitam, yang terhenti ketika Rusia menginvasi tetangganya pada 24 Februari. Kesepakatan ekspor Ukraina pada awalnya disepakati selama 120 hari.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa setelah serangan terhadap kapal-kapal Rusia, pihaknya sudah tidak dapat menjamin keselamatan kapal kargo sipil yang berpartisipasi dalam "Inisiatif Laut Hitam", dan menangguhkan implementasinya mulai hari ini untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

"Instruksi yang relevan diberikan kepada perwakilan Rusia di Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul, yang mengontrol transportasi makanan Ukraina," menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, merujuk pada peran Turki dalam mengimplementasikan kesepakatan tersebut.

Jumat (28/10) malam, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengimbau para pihak untuk memperbarui pakta tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement