IPO Bukalapak Tak Menjamin Perusahaan Ungguli Shopee dan Tokopedia

Fahmi Ahmad Burhan
9 Juli 2021, 19:00
Logo Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee
Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Katadata/Desy Setyowati
Logo Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee

Rencana e-commerce Bukalapak untuk menjual saham perdananya ke publik atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), diprediksi mampu menambah sengit persaingan di industri e-commerce Tanah Air. Meskipun potensi dana yang bakal diraup cukup besar, namun itu belum cukup menggeser pesaing beratnya seperti Shopee dan Tokopedia.

Dalam prospektus ringkasnya pagi ini (9/7), perusahaan menawarkan saham kepada masyarakat dengan harga IPO antara Rp 750 sampai Rp 850 per saham. Alhasil, perusahaan berpotensi meraup dana maksimal hingga Rp 21,9 triliun dan bakal menjadi IPO terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

"Untuk menggeser Shopee dan Tokopedia saya rasa masih jauh. Perlu pendanaan yang lebih besar dan jangka waktu yang lebih lama," kata peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Nailul Huda kepada Katadata.co.id, Jumat (9/7).

Huda menilai, kehadiran Bukalapak di pasar saham bisa memangkas jarak perusahaan dengan Shopee maupun Tokopedia yang saat ini memiliki jumlah kunjungan platform lebih tinggi. "Persaingan akan sangat ketat, tapi bagus bagi konsumen," ujarnya.

Menurut data iPrice, rata-rata kunjungan bulanan di Bukalapak memang masih di bawah Shopee dan Tokopedia. Pada kuartal keempat tahun lalu, Bukalapak mendapatkan jumlah rata-rata kunjungan bulanan 38,58 juta.

Shopee unggul sebagai platform dengan jumlah pengunjung situs terbesar di Indonesia yakni 129,3 juta.  Disusul Tokopedia pada urutan kedua dengan rata-rata kunjungan per bulannya 114,67 juta.

Selain itu, IPO Bukalapak juga akan berpengaruh pada strategi pemain e-commerce dalam menggaet pangsa pasar. Ia mengatakan, strategi ke depan akan mengarah pada prospek turunan e-commerce lainnya.

"Ini bisa dilakukan dengan menyasar bisnis digitalisasi warung atau online to offline (O2O)," kata Nailul. Meski begitu, menurutnya, masih banyak juga pemain e-commerce yang menerapkan strategi promo atau 'bakar uang'. 

"Sebab, konsumen sangat price oriented, pasti strategi yang digunakan masih ke promo," kata Nailul.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...