Grup Bakrie Menambang Cuan di Lumbung Emas

Intan Nirmala Sari
11 Oktober 2021, 12:05
Bakrie Tower | Grup Bakrie
KATADATA
Bakrie Tower | KATADATA

PT Bumi Resources Minerals Tbk bakal melakukan Penawaran Umum Terbatas II (PUT 2) alias right issue bulan ini. Harapannya, perusahaan tambang emas berkode emiten BRMS tersebut mampu mengantongi modal tambahan sebanyak Rp 1,6 triliun dari aksi korporasi ini.

Anggota Grup Bakrie itu akan menerbitkan 23,67 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 70 per saham. Director & Investor Relations BRMS Herwin Hidayat mengatakan, rencana tersebut sudah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam bentuk prospektus.

Advertisement

Estimasinya, periode pelaksanaan right issue berlangsung pada 19-27 Oktober 2021, tergantung pada pernyataan efektif dari otoritas. Sedangkan untuk pelaksanaan waran antara 20 April dan 20 Mei 2022. “Dua pembeli siaga telah bersedia membeli saham-saham baru pada transaksi PUT 2,” kata Herwin dalam keterangan resminya kepada Katadata.co.id, beberapa waktu lalu.

Kedua standby buyer untuk aksi korporasi BRMS kali ini yaitu Summer Ace Ventures Limited yang bersedia membeli sebanyak-banyaknya 17,91 miliar lembar saham atau sekitar 76 % dari total yang diterbitkan. Selanjutnya, ada Hartman International Pte.Ltd yang bersedia mengambil 24 % saham baru atau sekitar 5,75 miliar lembar saham.

Manajemen merinci penggunaan dana hasil right issue terbesar yakni US$ 29 juta -setara Rp 411,8 miliar (kurs Rp 14.200)- akan digunakan untuk membangun satu pabrik pengolahan biji emas dengan kapasitas 2.000 ton bijih per hari. Sekitar US$ 24 juta atau Rp 340,8 miliar diperuntukan bagi aktivitas pengeboran beberapa prospek emas untuk menambah 10 juta ton cadangan bijih emas di lokasi tambang Motomboto, Gorontalo.

Dana hasil PUT2 juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur jalan tambang (hauling road) sepanjang 30 kilometer dengan lebar 12 meter, serta fasilitas jembatan sepanjang 75 meter dari Pelabuhan Tombulilato ke lokasi tambang. Estimasinya, dana right issue yang digunakan mencapai US$ 24 juta.

Selanjutnya, sebanyak US$ 21 juta atau Rp 298,2 miliar akan digunakan untuk membangun fasilitas pendukung tambang seperti waste dump (area dumping), sediment pond (kolam pengendapan), power supply (pasokan listrik), fuel warehouse (gudang bahan bakar), nursery facility (fasilitas kesehatan), explosive magazine dan lainnya.

Bumi Resources Minerals
Bumi Resources Minerals (www.bumiresources.com)
 

BRMS juga berencana memanfaatkan US$ 10 juta atau setara Rp 142 miliar dana hasil right issue untuk membangun fasilitas pengolahan limbah atau tailing management facility. Itu termasuk fasilitas pengeringan limbah bijih, tailing dam, dan detoxification plant. Sedangkan US$ 3 juta atau sekitar Rp 42,6 miliar untuk membeli alat-alat berat, perlengkapan, dan peralatan tambang.

“Bila ada sisa, dana hasil PUT2 digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja perusahaan dan atau anak-anak usahanya,” ujar Herwin.

Kilau Tambang Bumi Resources Minerals

Sepanjang Januari-Juni 2021, kinerja tambang emas Grup Bakrie cukup berkilau. Perusahaan dengan kode saham BRMS tersebut membukukan laba bersih naik 280,31 % year on year (yoy) menjadi US$ 3,63 juta. Capaian tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni US$ 955,4 ribu.

Lonjakan tersebut sejalan dengan melesatnya pendapatan BRMS yang mencapai US$ 6,12 juta pada, atau naik 140% per Juni 2021, dibandingkan periode tahun lalu yakni US$ 2,55 juta.

Sebanyak 60% pendapatan Bumi Resources Minerals tahun ini berasal dari penjualan produk emas ke PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Bhumi Satu Inti. Sisanya, alias 40 % penjualan berasal dari pendapatan jasa penasihat pertambangan terhadap Bellridge Holdings Limited.

Kondisi keuangan Bumi Resources Minerals tahun ini sangat berbanding terbalik dengan keadaan beberapa tahun sebelumnya. BRMS sempat mencatatkan kerugian selama tiga tahun berturut-turut berdasarkan laporan keuangannya lima tahun terakhir.

Pada 2016, BRMS membukukan kerugian imbas dari nilai aset yang menurun. Hal itu dikarenakan kinerja keuangan pada sejumlah pos di 2015 kosong dan menyebabkan pendapatan di 2016 tidak mampu menutupi kerugian tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement