Jejak XL, dari Negeri Jiran hingga Bersiap Merger

Intan Nirmala Sari
14 Oktober 2021, 08:50
XL, XL Axiata, saham EXCL, Profil perusahaan
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
(dari kiri) Head Mass Segment Monetization XL Axiata Faisal Farid, Group Head Mass Segment XL Axiata Bernard Ho, Chief Marketing Officer XL Axiata David Arcelus Oses dan Group Head Commercial GTM XL Axiata Rahmadi Mulyohartono berpose pada sesi foto saat peluncuran paket baru "Xtra Kuota Zero" di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Santer beredar kabar perusahaan komunikasi terbesar Malaysia, Axiata Group Bhd, bakal menjajaki proses penggabungan unit usaha di Indonesia dengan Grup Sinar Mas. Upaya penyatuan tersebut akan dilakukan melalui anak usaha PT XL Axiata dan PT Smartfren Telecom.

Dilansir dari Bloomberg, kedua pihak diketahui tengah melakukan pembahasan dengan penasihat terkait rencana merger ini. Menurut dua orang sumber Bloomberg, pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom sedang mempertimbangkan kesepakatan berbagi jaringan dan prosesnya bersifat pribadi.

XL dan Smartfren memang kerap menyatakan rencana kolaborasi dengan perusahaan lain. Namun perwakilan Axiata dan Sinar Mas menolak berkomentar saat dimintai konfirmasi mengenai rencana merger tersebut.

Meskipun begitu, Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini sempat mengatakan pihaknya selalu terbuka untuk berkonsolidasi dengan pihak manapun. Demikian pula pernyataan Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys kepada Bloomberg News. “Smartfren terbuka untuk berkonsolidasi atau berkolaborasi dengan pelaku industri lain, dengan tujuan efisiensi operasional,” ujarnya. “Namun semua pihak harus mendapatkan manfaat.”

Inovasi Produk Kunci XL Axiata Dorong Jumlah Pelanggan

XL Axiata adalah operator telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia dengan 56,8 juta pelanggan per Juni 2021, sebagaimana dilansir dari Databoks. Rinciannya, sebanyak 55,54 juta merupakan pelanggan prabayar, dan 1,23 juta konsumen pascabayar.

Di laman resmi perusahaannya disebutkan bahwa pada kuartal kedua 2021 XL Axiata meluncurkan produk baru, yakni paket XL SATU Fiber dan menjadi pionir layanan konvergensi di Indonesia. Produk tersebut menggabungkan layanan seluler XL dengan layanan fixed broadband XL Home.

Sementara itu, upaya digitalisasi untuk meningkatkan penjualan produk XL Axiata terus dilakukan. Langkah ini, misalnya, dengan mendeteksi kebutuhan setiap pelanggan berdasarkan profil penggunaan layanan, menyediakan tool digital yang memudahkan pelanggan dalam membeli produk, hingga penyediaan promo sesuai profil pelanggan.

Berkat peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan tersebut, XL Axiata sukses membukukan kenaikan total traffic layanan sebesar 33 % year on year (yoy) menjadi 2.963 petabyte. Alhasil, pendapatan data secara kuartalan ikut meningkat 9 % menjadi Rp 5,9 triliun.

Untuk rerata pendapatan per pengguna alias ARPU blended juga meningkat dari Rp 35 ribu di kuartal pertama menjadi Rp 37 ribu di kuartal kedua. Sementara itu, tingkat penetrasi smartphone tumbuh dari 90 % pada kuartal pertama menjadi 91 % per kuartal kedua.

XL Axiata Berjuang di Tengah Pandemi

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, penjualan dan pendapatan usaha XL Axiata menurun 0,8 % menjadi Rp 12,97 triliun per Juni 2021. Angka tersebut menyusut dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 13,08 triliun.

Sektor bisnis data berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan XL Axiata. Sepanjang periode Januari-Juni 2021, sektor tersebut berkontribusi sebanyak 84,34 % atau Rp 10,95 triliun. Kinerja ini masih naik 2,9 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...