Langkah Djoko Susanto Membawa Alfamart Menjadi Perusahaan Publik
Pagebluk Covid-19 telah melumpuhkan ekonomi berbagai sektor perusahaan. Rupanya, sektor ritel termasuk yang "aman" dari dampak signifikan secara kinerja keuangan. Salah satu perusahaan yang semakin sukses di masa pandemi yakni PT Sumber Alfaria Trijaya, dengan ritelnya Alfamart.
Perusahaan dengan kode saham AMRT itu berhasil meningkatkan laba sebesar 73 % menjadi Rp 1,14 triliun pada kuartal ketiga 2021. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu Alfamart hanya membukukan laba Rp 659 miliar year on year (yoy).
Kinerja positif Alfamart di sembilan bulan pertama tahun ini, turut didukung peningkatan pendapatan sebesar 12,1 % dari Rp 56,4 triliun menjadi Rp 63,2 triliun per September 2021.
Sejarah Singkat Alfamart dari Djoko Susanto
Sepak terjang Alfamart dimulai dari perusahaan dagang milik keluarga Djoko Susanto. Lelaki beralias Kwok Kwie Fo kelalahiran Jakarta pada Februari 1950 itu memulai bisnis saat masih 17 tahun dengan mengurus kios Sumber Bahagia milik orang tuanya di Pasar Arjuna, Jakarta.
Dagangan utamanya bahan makanan, lalu melebar ke rokok. Pada 1976 usahanya terpuruk lantaran tokonya terbakar. Saat memulai bangkit lagi, Djoko mengandalkan rokok sebagai jualan utamanya.
Karena itu, Djoko berkerja sama dengan Putera Sampoerna, pemilik perusahaan tembakau dan cengkeh terbesar di Indonesia kala itu. Dalam kongsi ini, mereka membuka 15 kios rokok.
Sebagai bendera usaha, dipakailah nama Alfa Toko Gudang Rabat. Debutnya makin berkibar tatkala dia mengakuisisi 141 gerai Alfa Minimart pada 1994, dan mengganti namanya menjadi Alfamart pada 2002.
Di kemudian hari, kolaborasi dengan Putera Sampoerna berakhir, dan Djoko membentuk Alfa Midi di bawah PT Midimart Utama. Pada 2009, Alfamart menggelar penawaran umum perdana alias IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun yang sama, Alfamart sudah mengoperasikan lebih dari 3.300 gerai.
Tidak ingin mentok di usaha ritel umum saja, Alfamart kemudian melebarkan sayapnya dengan membuka anak usaha ritel di bidang kesehatan dan kecantikan. Anak perusahaan ini bernama PT Sumber Indah Lestari dan berdiri pada 2012. Toko pertama didirikan pada Juli 2013 di Cibubur dengan nama Dan+Dan.
Memiliki visi menembus pasar global, Alfamart kemudian mendirikan anak perusahaan dengan nama Alfamart Retail Asia pada 2013. Dalam waktu singkat, setahun kemudian perusahaan ritel ini mendirikan Alfamart Trading Philippines di Filipina.
Selanjutnya, Sumber Alfaria Trijaya juga gencar mengakuisisi. Salah satunya saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), sehingga total kepemilikannya per November 2021 mencapai 89,4 % atau setara 2,6 miliar lembar.