Sepak Terjang Pieter Tanuri di Industri Ban Melalui Multistrada

Amelia Yesidora
28 Desember 2021, 07:00
Sepak Terjang Pieter Tanuri di Industri Ban Melalui Multistrada
PT Multistrada Arah Sarana Tbk
PT Multistrada Arah Sarana Tbk

Industri ban mendapat angin segar di tengah situasi pandemi Covid-19, di antaranya perusahaan lokal Multistrada. Setelah puasa laba dari 2014 hingga 2019, kinerja emiten dengan kode saham MASA besutan Pieter Tanuri ini justru positif di musim pagebluk. Salah satunya berkat sokongan insentif pajak barang mewah PPnBM yang mendongkrak penjualan otomotif, juga kontribusi ekspor ban.

Kesuksesan Multistrada juga tak lepas dari kendali pemegang saham utamanya, produsen ban dunia Michelin. Prospek positif perusahaan ini berhasil menyita perhatian investor pasar modal di 2021. Saham MASA termasuk penopang pergerakan indeks harga saham gabungan alias IHSG sepanjang tahun ini.

Advertisement

Berdasarkan laman resmi Bursa Efek Indonesia, sepanjang tahun ini IHSG naik 9,7 %. Beberapa emiten menjadi penopang tren kenaikan tersebut, satu di antaranya saham MASA yang tumbuh 543 % sejak awal tahun hingga Desember ini. 

Saham MASA pertama kali ditawarkan ke publik pada 2005 sebanyak satu juta lembar. Harga penawaran saat itu dibanderol Rp 170 per saham. Alhasil, emiten ban kendaraan bermotor ini mengantongi dana segar Rp 170 miliar. 

Pergerakan saham Multistrada cukup fantastis. Melansir RTI Bussiness, saham MASA awet bertengger di zona hijau lima tahun terakhir atau naik sekitar 3.224, 5 %. Dalam setahun terakhir, emiten itu juga membukukan kenaikan di atas seribu persen.

Adapun pada perdagangan Senin (27/12), saham MASA terkoreksi 2,3 % ke level Rp 6.250 per saham. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan perdagangan Jumat (24/12) yang ditutup naik di level Rp 6.400 per saham. 

Perjalanan Bisnis Multistrada

Perusahaan ban Indonesia ini berdiri pada 20 Juni 1988 dengan nama PT Oroban Perkasa. Untuk memulai usahanya, Oroban bekerja sama dengan Pirelli Italia pada 1991 untuk pengembangan teknologi. Tidak berhenti di situ, empat tahun kemudian, tepatnya 1995, Oroban memperluas kerja sama di bidang komersial dan distribusi dengan Continental GmbH, Jerman.

Nama perusahaan ini kemudian berganti pada 9 Desember 1996 menjadi Multistrada Arah Sarana seperti yang dikenal saat ini. Perubahan terjadi lantaran terjadi proses akuisisi, di mana Oroban diambil alih oleh Multistrada.

Di bawah kepemimpinan baru, Multistrada melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juni 2005. Bersamaan dengan penawaran saham perdana (IPO), MASA berhasil mendanai proyek dan meluncurkan merek ban mobil komersialnya, Achilles Radial. Dua tahun kemudian, MASA meluncurkan ban motor Corsa.

Bisnis ban Multistrada semakin gemilang di tahun-tahun berikutnya. Dilansir dari laman perusahaan, Achilles menjadi perusahaan ban pertama yang menjadi sponsor Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (Persib) pada 2009. MASA juga menjadi perusahaan ban Indonesia pertama yang mensponsori Formula Drift Asia 2011, hingga menjadi perusahaan ban pertama yang mensponsori Paris Saint-Germain pada 2016.

Eksistensi Multistrada menjadi sponsor berbagai acara bergengsi rupanya tak sejalan dengan kinerja perusahaan saat itu. Berdasarkan catatan Katadata, emiten MASA sempat diterpa cobaan pada 2014, saat harga ban rendah dan pasokan ban dari Cina juga melonjak. Alhasil, laba bersih perusahaan sempat tergerus 81,3 % ke level Rp 7,18 miliar, melansir data Trading View .

Tekanan kinerja keuangan terus berlanjut. Pada 2015 laba bersih Multistrada merosot 5.000 % dan harus merugi Rp 358,9 miliar. MASA pun terus membukukan kerugian di tahun-tahun beriktunya akibat pasar otomotif domestik lesu, baik sepeda motor dan mobil, serta ekspor ban melemah.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement