Sektor Jasa Keuangan April 2021 Solid, OJK Ingatkan Risiko Penurunan

Intan Nirmala Sari
31 Mei 2021, 10:42
OJK
Agung Samosir | Katadata

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sektor jasa keuangan hingga April 2021 masih solid. Hal tersebut ditunjukkan oleh indikator permodalan dan likuiditas yang tersedia, serta risiko kredit yang terjaga.

Menurut otoritas, pemulihan ekonomi global terus berlanjut seiring pulihnya aktivitas perekonomian negara utama dunia. Sedangkan di domestik, indikator perekonomian seperti sektor rumah tangga dan korporasi mengindikasikan perbaikan. Begitu juga dengan mobilitas penduduk di kuartal kedua yang meningkat signifikan, dan diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi.

Meskipun begitu, beberapa risiko penurunan masih perlu diwaspadai, termasuk kenaikan laju infeksi harian akibat varian baru virus. Selain itu, ketersediaan vaksin di negara berkembang, serta tren kenaikan inflasi global yang bersumber dari kelangkaan bahan baku dan logistik (cost-push inflation).

“Potensi kenaikan kasus Covid-19 paska libur panjang Hari Raya Idul Fitri tetap perlu diwaspadai,” ujar Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo dalam keterangan resmi, Minggu (30/5).

Adapun pertumbuhan kredit hingga April masih terkontraksi sebesar 2,28% (yoy). Namun, kredit konsumsi mulai tumbuh positif 0,31% (year on year/yoy) didukung kredit kepemilikan rumah (KPR). Selain itu, kredit sektor pariwisata juga tumbuh 5,99% ditopang kenaikan kredit pada restoran/rumah makan 10,53% (month to month/mtm) dan angkatan laut domestik 1,24% yoy.

Secara tahun kalender, pertumbuhan kredit masih positif, didorong penyaluran kredit dari bank BUMN dan BPD. Sementara, kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai menunjukkan perbaikan.

Otoritas memandang tren tersebut menunjukkan pertumbuhan kredit kuartal pertama tahun ini lebih baik dari tahun lalu, dan memiliki ruang untuk pertumbuhan. Di mana,  didukung suku bunga kredit yang turun. Hingga April suku bunga kredit modal kerja turun menjadi 9,08%, bunga kredit konsumsi menjadi 10,87% dan suku bunga kredit investasi di posisi 8,68%.

“Suku bunga bukan satu-satunya faktor penentu tumbuhnya kredit perbankan, karena pertumbuhan kredit sangat ditentukan oleh permintaan masyarakat,” ujarnya.

Permintaan atas kredit/pembiayaan akan kembali tinggi  apabila terjadi peningkatan mobilitas masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut didukung upaya vaksinasi yang semakin meluas untuk meningkatkan imunitas dan kesehatan masyarakat yang terjaga baik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...