Pasar Keuangan Dunia Akan Bergejolak, Apa Reksadana yang Bisa Dilirik?

Intan Nirmala Sari
10 Juni 2021, 17:31
Sejumlah nasabah menukarkan mata uang Dolar Amerika di tempat penukaran mata uang di Jakarta. reksadana
Arief Kamaludin|KATADATA
Sejumlah nasabah menukarkan mata uang Dolar Amerika di tempat penukaran mata uang di Jakarta.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, isu tapering atau pengetatan kebijakan moneter di Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed berpotensi menimbulkan gejolak di pasar keuangan global. Untuk itu, dia memprediksi reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham bisa menjadi pilihan menarik untuk ke depan.

Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang dianggap cukup baik, Rudiyanto memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap mampu memberikan return atau keuntungan sekitar 5% per tahun. “Jadi, kalau imbal hasil (yield) obligasi AS (US Treasury) tenor 10 tahun naik, yield obligasi domestik bagus di kisaran 6%-6,35%,” kata Rudiyanto dalam paparan outlook reksadana di media sosial pekan lalu.

Pekan lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memprediksi inflasi AS bisa naik ke level 3% tahun ini, seiring pemulihan ekonomi dari resesi pandemi Covid-19. Gubernur The Fed Jerome H Powell dan pembuat kebijakan lainnya meyakini kenaikan harga hanya bersifat sementara.

Melihat sinyal tersebut, Rudiyanto meyakini aksi tapering paling cepat dilakukan Negeri Paman Sam di kuartal pertama tahun depan. Umumnya, pemberitahuan pelonggaran kebijakan moneter akan dilakukan 7-8 bulan sebelum eksekusi kebijakan dilakukan.

“Kita lihat Juni atau Juli ini, kalau belum ada pemberitahuan, kemungkinan eksekusinya bisa di kuartal kedua tahun depan,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...