Pendapatan Turun, Anak Usaha Grup Bakrie Masih Bukukan Laba Naik

Intan Nirmala Sari
6 Juli 2021, 08:50
bakrie
Chevron

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melaporkan pertumbuhan laba naik 26,9% di kuartal pertama 2021 saat produksi mengalami penurunan. Capaian itu didukung upaya perusahaan mengurangi biaya operasional, termasuk efisiensi program pemeliharaan, mengurangi biaya global sourcing, hingga peningkatan kapasitas fleet produksi perusahaan.

Untuk kuartal pertama tahun ini, Darma Henwa berhasil membukukan laba bersih naik 26,9% menjadi US$ 0,88 juta atau setara Rp 12,76 miliar. Perolehan tersebut lebih baik dibandingkan capaian kuartal pertama tahun sebelumnya yakni US$ 0,69 juta atau Rp 10,05 miliar.

Sementara, di Januari-Maret 2021 Grup Bakrie itu membukukan total pendapatan turun 10% menjadi US$ 73,8 juta atau Rp 1,07 triliun dari periode sama tahun lalu US$ 82 juta atau Rp 1,19 triliun. Itu terjadi karena penghentian subkontraktor yang tidak ekonomis di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun lalu.

Dengan begitu, volume produksi dari subkontraktor turun signifikan menjadi 11 bank cubic meter (bcm) di kuartal I-2021. Jumlah tersebut merosot 51,54% dibandingkan capaian kuartal I-2020 yakni 22,7 juta bcm.

Adapun untuk total volume pemindahan material menggunakan fleet produksi DEWA masih meningkat 26,4% menjadi 16,3 juta bcm dari 12,9 juta bcm di kuartal pertama 2020. Sedangkan total volume pemindahan material turun 23,3% menjadi 27,3 juta bcm dari 35,6 juta bcm.

Wakil Presiden Direktur dan CEO DEWA Prabhakaran Balasubramanian menyampaikan, penghentian subkontraktor di Proyek Bengalon pada pertengahan tahun lalu dilakukan karena kontrak tidak ekonomis. Keuntungan dari sisi keuangan, perusahaan justru mampu meningkatkan margin meskipun volume produksi dan pendapatan turun.

“DEWA akan melanjutkan strategi ini dengan menargetkan 100% volume produksi menggunakan fleet produksi dalam waktu 2 tahun ke depan.” kata Prabhakaran dalam keterangan resminya, Senin (5/7).

Untuk mencapai target tersebut, DEWA merencanakan program perbaikan dengan menempatkan lebih banyak peralatan pertambangan, melalui pendanaan internal dan pinjaman eksternal.

DEWA juga mencatatkan lonjakan EBITDA operasi sebanyak 2,5 kali lipat menjadi US$ 16,6 juta di kuartal I-2021. Margin EBITDA operasi juga meningkat menjadi 22,5% dibandingkan 8% pada kuartal pertama 2020. Sedangkan untuk laba kotor naik 102,5x kali menjadi US$ 8,1 Juta dari US$ 0,08 juta.

Meskipun begitu, emiten tambang minyak dan gas (migas) ini mencatatkan kerugian selisih kurs sebesar US$ 1,5 juta di kuartal I-2021 karena penguatan nilai tukar rupiah. Padahal periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih membukukan laba selisih kurs US$ 9,4 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...