Fintech Tanijoy Berpotensi Gagal Bayar hingga Rp 4,5 Miliar

Intan Nirmala Sari
26 Juli 2021, 15:44
Startup Tanijoy
Website Tanijoy/Katadata
Startup Tanijoy

Startup peer to peer lending (P2P) Tanijoy berpotensi mengalami gagal bayar atau default dana investor lebih dari Rp 4,5 miliar. Investor mengaku kesulitan melakukan mediasi dengan manajemen Tanijoy dan belum mendapat kejelasan kapan dana bisa dikembalikan.

Berdiri sejak 2017, Tanijoy merupakan startup penyedia platform investasi online yang menghubungkan petani kecil ke akses permodalan untuk budidaya pertanian. Tanijoy bertindak sebagai perantara antara pengguna platform sebagai pendana (lender) dan petani sebagai peminjam.

Ketua I Himpunan Lender Tanijoy Fadhilah Pijar Ash Shiddiq mengatakan, sebanyak 420 lender yang juga anggota himpunan mengaku kesulitan untuk menarik dananya kembali atau withdraw. Estimasinya, sekitar Rp 4,5 miliar dana lender belum bisa ditarik dari platform Tanijoy.

“Nilai investasinya beragam, mulai dari Rp 1,3 juta hingga yang terbesar Rp 140 juta dari total 108 proyek yang sudah diluncurkan Tanijoy,” kata Fadhil saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (26/7).

Ada tiga masalah yang tengah dihadapi lender Tanijoy saat ini. Pertama, manajemen belum memberikan update selama beberapa bulan terkait perkembangan proyek yang belum selesai. Kedua, untuk proyek yang sudah selesai, investor atau lender tidak bisa menarik dananya dari platform Tanijoy ke rekening pribadi mereka.

Bahkan, lender yang menempatkan fresh money di platform Tanijoy juga kesulitan melakukan penarikan dana ke rekening pribadinya. Sementara itu, manajemen baru mengakui masalah proses withdraw lender pada September 2020.

“Ada pembicaraan dari manajemen kalau ada masalah keuangan. Dibuatkan daftar antrian sekitar 13 lender. Saya masuk urutan kedelapan, dan sekarang baru diproses urutan keempat,” ujar Fadhil.

Saat dikonfirmasi terkait besaran dana investor yang tertahan di platform, CEO Tanijoy M Nanda Putra masih enggan mengkonfirmasi lebih lanjut. “Ada beberapa hal yang perlu kami klarifikasi, akan kami sampaikan melalui release,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (26/7).

Dari berkas yang diperoleh Katadata.co.id, Tanijoy menjelaskan dalam keterangan ‘Pernyataan Perusahaan’ pada Januari 2021 bahwa pihaknya tengah melakukan restrukturisasi. Selama ini Tanijoy hanya mengandalkan pemasukan platform fee sekitar 3% dari nilai proyek yang terkumpul. Sementara, dalam setengah tahun terakhir startup fintech tersebut mengaku tidak membuka proyek baru.

“Tanijoy tidak memiliki pemasukan sama sekali. Kondisi ini menyebabkan Tanijoy mengalami kesulitan keuangan,” menurut keterangan tersebut.

Berdasarkan notula mediasi yang dilakukan Tanijoy dengan lender pada 7 Mei 2021, disampaikan ada 126 proyek yang selesai. Dari semuanya, terdapat 30 proyek atau 35,3% belum menyelesaikan kewajibannya atau melakukan pelunasan.

Diketahui, hingga proyek terakhir dibuka, terdapat 756 petani yang bekerja sama dengan Tanijoy. Adapun total dana terhimpun hingga Mei 2020 mencapai Rp 19,3 miliar. Dari total tersebut, sebanyak Rp 14,76 miliar telah berhasil diselesaikan. Sisa Rp 5,64 miliar masih menjadi outstanding, dan Rp 3,92 miliar menjadi withdraw yang terhambat.

“Ada selisih yang cukup besar sekitar Rp 1 miliar, antara data himpunan terkait withdraw yang terhambat dengan paparan Tanijoy,” ujar laporan tersebut.

Untuk menalangi uang pendana yang masih tertahan, Tanijoy berencana untuk membayarnya dari kas anak usaha lain, yakni Tanijoy Trade. Anak usaha tersebut fokus pada transaksi trading komoditas pertanian ke beberapa supermarket besar, e-commerce, restoran, dan supplier besar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...