Harga Emas Naik saat Data Ekonomi Amerika Serikat Beragam

Intan Nirmala Sari
16 Agustus 2021, 09:05
harga emas, amerika serikat, investasi emas, investasi, the federal reserve, berita hari ini
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas memperlihatkan emas di salah satu pegadaian, Jakarta Pusat, Rabu (29/7/2020). Harga emas harga emas Antam yang dijual di Pegadaian kembali naik Rp 18.000 untuk ukuran 1 gram menjadi Rp 1.030.000.

Pergerakan harga emas awal pekan ini bertahan di level positif usai sempat melonjak pada perdagangan Sabtu (14/8). Capaian tersebut didukung data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang memungkinkan untuk bank sentral mempertahankan kebijakan pelonggaran moneternya.

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk bertahan di level Rp 942 ribu per gram pada perdagangan Senin (16/8). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau jual emas Antam juga bertahan di level Rp 822 ribu per gram.

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 naik 0,20% ke level US$ 1.781,8 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) naik 0,12% ke level US$ 1.781,8 per troy ons. Adapun untuk indeks dolar AS spot naik tipis 0,01% ke 92,53.

Melansir Reuters, harga emas berhasil naik lebih dari 1% pada perdagangan akhir pekan lalu setelah survei menunjukkan sentimen konsumen AS turun di awal Agustus. Kondisi tersebut berhasil meredakan kekhawatiran pasar terkait potensi Bank Sentral AS (The Fed) untuk mempercepat pengetatan moneternya.

Harga logam mulia telah pulih tajam setelah sempat meluncur ke level terendah lebih dari empat bulan terakhir pada pekan lalu. Anjloknya harga emas disertai meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap The Fed yang memungkinkan memangkas stimulus ekonominya lebih cepat dari perkiraan. Itu juga didukung data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang positif sepanjang Juli 2021.

“Merosotnya harga emas sedikit berlebihan. Kami melihat bahwa stimulus ekonomi AS dan seluruh dunia akan berlanjut,” kata CEO Circle Squared Alternative Investments, Jumat (13/8).

Beberapa sentimen diyakini masih menjadi sentimen utama pendorong harga emas, khususnya peningkatan penyebaran kasus Covid-19 varian Delta secara global. Indeks sentimen konsumen dari Universitas Michigan juga menunjukkan level terendah dalam satu dekade terakhir di awal Agustus 2021.

Selain itu, dolar AS dan imbal hasil surat utang AS untuk tenor 10 tahun (US Treasury) juga cenderung melemah dan meningkatkan daya tarik emas. Sebagai aset lindung nilai atau save haven, permintaan emas akan terus meningkat ketika terjadi ketidakpastian ekonomi dan tren inflasi meningkat.

“Harapannya, pemulihan permintaan India akan menjadi tren berkelanjutan untuk menjaga harga emas tidak turun signifikan,” kata Ahli strategi komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...