Dolar AS Naik 2,9% Sepanjang 2021, Investasi Valas Bisa Jadi Pilihan
Analis menilai prospek investasi nilai tukar atau foreign exchange (forex) cukup menarik di tengah tren volatilitas indeks dolar AS tahun ini. Di mana, pasangan valuta asing atau valas dolar AS menjadi pilihan investasi menarik untuk dilirik di sisa 2021.
Melansir Tradingview, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang 2021 berhasil naik 2,9% dari US$ 89,95 pada 31 Desember 2020 menjadi US$ 92,58 per Senin (16/8). Di mana, level tertinggi yang pernah ditembus tahun ini yaitu US$ 93,29 pada 30 Maret lalu.
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menilai, untuk sisa 2021 pergerakan indeks dolar AS diperkirakan akan lebih kuat. Hal tersebut didukung beberapa pernyataan dari Bank Sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) yang rata-rata menunjukkan sinyal hawkish atau pengetatan kebijakan moneter pada September atau November tahun ini.
Selain itu, Sutopo menilai prospek pemulihan ekonomi AS masih jauh di atas rata-rata jika di bandingkan dengan Eropa. Khususnya di tengah tren data inflasi AS yang tinggi.
“Memasuki kuartal III-2021, indeks dolar AS akan mengalami perubahan yang tidak signifikan, bergelombang di tengah pasang-surut antara optimisme pertumbuhan dan kekhawatiran virus. Dua hal ini seperti menginjak pedal gas dan rem secara bergantian,” ujar Sutopo kepada Katadata.co.id, pekan lalu.
Menurut dia, pairing yang berpotensi memberikan return atau imbal hasil positif di sisa 2021 merupakan pasangan yang berkolerasi dengan harga komoditas. Pasangan kurs tersebut seperti USD/CAD dan AUD/USD.
Sutopo memandang, pertumbuhan manufaktur yang bangkit di paruh tahun pertama akan sangat berpengaruh pada permintaan dan pasokan bahan mentah. Hal tersebut secara langsung akan berpengaruh terhadap mata uang komoditas, karena dalam transaksi akan menggunakan mata uang tersebut.
“Strateginya masih valid jika menggunakan hit and run atau metode swing (trading) jangka pendek. Untuk tren mayor sepertinya belum akan terjadi tahun ini,” ujar Sutopo.
Research & Development ICDX Nikolas Prasetia menilai, berinvestasi pada forex dolar AS akan cukup menarik hingga akhir tahun ini. Kondisi tersebut mengacu pada perkembangan kondisi perekonomian AS ke depan.
Pekan lalu, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) cenderung optimisitis terhada perkembangan beberapa data ekonomi Negeri Paman Sam seperti sektor tenaga kerja, tingkat pengangguran, hingga tingkat upah AS.
“Perkembangan di AS bisa saja memainkan sentimen dolar AS, melalui harapan perubahan kebijakan moneter AS,” kata Nikolas kepada Katadata.co.id, pekan lalu.
Sebelumnya suku bunga ditargetkan naik pada 2023, sesuai rencana The Fed pada Juni 2021. Kebijakan pelonggaran moneter hingga gelontoran stimulus dilakukan bank sentral untuk mengembalikan kondisi ekonomi AS dari dampak pandemi Covid-19.
Namun, pekan lalu rilis data tenaga kerja AS sebagian besar berhasil menunjukkan perbaikan. Kondisi tersebut membuat pairing atau pasangan kurs terhadap dolar AS menjadi cukup menarik dilirik sebagai pilihan investasi di sisa 2021.
“Data-data yang mereka rilis cukup baik, serta harapan pasar atas perubahan suku bunga juga lebih cepat,” ujarnya.
Di sisi lain, risiko perkembangan penyebaran kasus Covid-19 masih menjadi perhatian di AS, meskipun sebagian besar penduduknya sudah divaksin. Isu perkembangan kasus Covid-19 di negara lain juga masih menjadi masalah global yang perlu diwaspadai, sekaligus menjadi penyebab volatilitas di pasar valas. Ditambah lagi, sejumlah negara kembali menerapkan pembatasan sosial setelah beberapa waktu sempat dilonggarkan.
“Kami masih mengharapkan adanya volatilitas dan pergerakan pasar yang menarik hingga akhir tahun,” kata Nikolas.
Adapun pairing valas yang masih menarik tahun ini meliputi valas major seperti euro Eropa dengan dolar AS (EUR/USD), poundsterling Inggris dengan dolar AS (GBP/USD), dolar AS dengan yen Jepang (USD/JPY), dolar Australia dan dolar AS (AUD/USD), dolar AS dengan dolar Kanada (USD/CAD) dan dolar AS dengan france Swiss (USD/CHF).