The Fed Diminta Hentikan Stimulus, Harga Emas Tak Bergerak Hari Ini

Intan Nirmala Sari
27 Agustus 2021, 09:06
harga emas, amerika serikat, the federal reserve, investasi, berita hari ini
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (18/1/2021). Harga emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Senin (18/1) berada pada posisi Rp 944.000 per gram atau turun Rp4.000 dari perdagangan akhir pekan lalu.

Pergerakan harga emas tidak banyak bergerak pada perdagangan akhir pekan ini (27/8). Itu terjadi setelah pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menyarankan untuk mempercepat pengetatan kebijakan moneter dengan menyudahi stimulus awal tahun depan. 

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk bertahan di level Rp 942 ribu per gram pada perdagangan hari ini (26/8). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback atau harga jual emas naik Rp 1.000 ke level Rp 830 ribu per gram.

Advertisement

Sementara itu, melansir Bloomberg pada perdagangan pagi ini, harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Desember 2021 naik 0,09% ke level US$ 1.796,9 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) naik 0,16% ke level US$ 1.795,7 per troy ons. Sedangkan untuk indeks dolar AS spot naik 0,05% ke 93,2.

Pekan ini The Fed akan menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming secara virtual. Pertemuan tersebut akan fokus pada pidato Gubernur  The FedJerome Powell terkait kondisi ekonomi AS dan arah kebijakan moneter.

Melansir Reuters, investor sangat menantikan pidato Powell hari ini. Sebelumnya Presiden The Fed St Louis, James Bullard menyarankan bank sentral untuk mengakhiri stimulus belanja obligasinya di awal tahun depan.

“Kemungkinan The Fed akan memberi sinyal ekonomi yang lebih kuat dan penurunan (harga emas) dalam satu dua tahun ke depan, itu tergantung pasar emas,” kata Managing Partner CPM Group Jeffrey Christian dilansir, Kamis (26/8).

Di sisi lain, Christian menyatakan bahwa penguatan harga emas akhir-akhir ini turut didukung meningkatnya ketegangan politik di Afghanistan. Apalagi, Sekretaris Pentagon AS mengatakan ledakan di Bandara Kabul merupakan bagian serangan komplek yang menimbulkan korban.

“Harga emas akan berjuang dari sentimen stimulus yang akhirnya dihapus, sedangkan (kenaikan) suku bunga masih akan sulit karena ketidakpastian ekonomi. Hal itu memungkinkan permintaan emas batangan masih akan kuat,” kata Analis pasar senior OANDA, Edward Moya.

Emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya pemegang emas sehingga tidak memberikan imbal hasil.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement