Terus Bergerak Naik, Harga Bitcoin Makin Dekati US$ 60 Ribu

Intan Nirmala Sari
5 September 2021, 14:53
bitcoin, harga, mata uang kripto, amerika serikat
PXHERE.com

Harga Bitcoin diprediksi mampu melanjutkan tren bullish atau kenaikan ke level US$ 60.000 per btc, setelah sukses bertahan di kisaran US$ 50.000 per btc dalam sepekan terakhir. Harga mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar tersebut naik hampir 3% dalam sepekan dan sempat menembus level US$ 51.000 per btc.

Melansir Coinmarketcap pada perdagangan Minggu (5/9), harga Bitcoin berada di level US$ 49.821 per btc atau setara Rp 709,6 juta per btc. Adapun dalam 24 jam, level tertinggi yang disentuh yakni US$ 50.545 per btc atau setara Rp 720 juta per btc.

"Investor sekali lagi bullish pada cryptocurrency. Tapi apakah itu berlanjut, tergantung jika harga bertahan di atas US$ 50.000 per btc. Berita dan informasi baru jadi pendorong utama pasar kripto, di mana setiap berita negatif dapat menurunkan (harga Bicoin) secara dramatis,” kata CEO Webull Financial Anthony Denier dikutip dari Forbes, Minggu (5/9).

Sementara itu, melansir Yahoo Finance, Analis pasar pasar Michaël Van De Poppe, memperkirakan harga Bitcoin berpotensi melanjutkan tren bullish. Ini tercermin dari indikator teknikal yakni indeks kekuatan relative (RSI) yang berada di level 61,69 yang menunjukkan tren kenaikan.

“Bitcoin sempat menembus level US$ 51.000 per btc, di mana kemungkinan resistance (harga atas) selanjuta menuju US$ 58.000 per btc, atau bahkan US$ 60.000 per btc,” kata Van De Poppe, Sabtu (4/9).

Sementara itu, Denier menambahkan kalau masih sulit untuk menentukan penyebab reli harga Bitcoin. Berbeda dengan saham yang pergerakannya didorong kinerja fundamental emiten atau perusahaan, untuk mata uang kripto pergerakan harganya murni berasal dari sentimen pasar.

Denier juga mengatakan kalau kenaika harga Bitcoin turut dipicu banyaknya berita, dinamika pasar, serta sentimen investor.

Dilansir dari Bloomberg, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mencatat data non farm payrolls (NFP) AS hanya naik 235 ribu per Agustus dari catatan per Juli 1,05 juta. Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 5,2%.

Pertumbuhan NFP AS di Agustus tersebut jauh di bawah proyeksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan 733 ribu per Agustus. Sedangkan pada survei Reuters, ekonom memprediksi data NFP AS bulan lalu meningkat 750 ribu pekerjaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...