Harga Saham Sektor Energi Diprediksi Terus Membara hingga Akhir 2021
Analis memprediksi tren kenaikan harga komoditas global masih menjadi penopang positif pergerakan harga saham sektor energi tahun ini. Adapun emiten terkait komoditas batu bara dinilai menjadi yang paling direkomendasikan di sisa 2021.
Dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Jumat (15/10) IDX Sector Energy ditutup koreksi tipis 0,04%. Meskipun begitu, pergerakan indeks sepanjang 2021 cenderung mengalami kenaikan 34,5%. Saham sektor energi juga berhasil menjadi penggerak teratas IHSG akhir pekan ini, seperti saham PT Indo Straits Tbk (PTIS) yang naik 24,8% ke level Rp 352 per saham.
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony mengatakan tren kenaikan harga batu bara diprediksi masih akan berlanjut. Hal tersebut didukung risiko krisis energi yang melanda beberapa negara.
Mengacu pada kondisi tersebut, Chris menyatakan masih ada potensi bagi sektor energi untuk kembali mencatatkan peningkatan kinerja. “Energi sendiri lebih fokus pada emiten-emiten di industri batu bara seperti INDY, ADRO, PTBA, dan ITMG masih cukup menarik,” ujar Chris kepada Katadata.co.id, Jumat (15/10).
Untuk saham Indika Energy alias INDY, Chris merekomendasikan beli dengan target harga akhir tahun Rp 3.000 per saham. Dikutip dari RTI, harga saham INDY pada perdagangan Jumat (15/10) ditutup menguat 0,88% di level Rp 2.280 per saham. Sepanjang tahun ini, saham minyak, gas dan batu bara ini sudah naik 31,79%.
Rekomendasi selanjutnya, Adaro Energy atau ADRO yang diprediksi bergerak ke level Rp 2.400 per saham akhir 2021. Hari ini, saham ADRO ditutup pada area hijau alias naik 0,27% di level Rp 1.860 per saham, dengan kenaikan year to date (ytd) 30,1%. Ada juga saham PT Bukit Asam Tbk atau saham PTBA yang diprediksi ke level Rp 3.600 akhir tahun ini.
Chris juga menilai prospek Indo Tambangraya Megah atau ITMG masih menarik dilirik, dengan potensi harga akhir tahun Rp 32.000 per saham. Adapun pada perdagangan akhir pekan ini, saham ITMG ditutup naik 1,76% di level Rp 26.000. Sepanjang 2021, harga saham tambang ini sudah melesat naik 87,73%.
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, hingga akhir tahun pergerakan harga komoditas batu bara secara teknikal akan terkoreksi lebih dahulu. Meskipun begitu, dia menilai tidak menutup kemungkinan bagi harga komoditas hitam tersebut untuk menguat terbatas.