Kisah Toto Sugiri Membangun DCI Indonesia hingga Sahamnya Melesat

Intan Nirmala Sari
22 Oktober 2021, 14:50
DCI Indonesia, saham DCII, profil perusahaan, teknologi, profil tokoh
DCI
DCI meresmikan pusat data keempat di Cibitung pada Kamis (27/5/2021).

Baru melantai di awal 2021, harga saham PT DCI Indonesia berkode DCII sudah melesat nyaris 11.000 % dari harga penawaran perdananya alias IPO. Kondisi tersebut menggiring kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp 109,9 triliun per Kamis (21/10), berdasarkan data RTI.

Digawangi pendiri sekaligus Presiden Direktur DCI Indonesia, Otto Toto Sugiri, saham DCII resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 6 Januari 2021. Sebanyak 357,5 juta saham dilepas dan sukses membuat perusahaan mengantongi Rp 150,2 miliar dana segar. Pada perdagangan Kamis, saham perusahaan data ini ditutup koreksi 1,8 % ke level Rp 46.100 per saham.

Kesuksesan initial public officer saham DCII membawa berkah bagi taipan Grup Salim untuk ikut merasakan bisnis teknologi tersebut. Pada Juli 2021, emiten penyedia data center ini juga membentuk kerja sama dengan Anthoni Salim, bos Grup Salim, membangun kompleks hyperscale data center park, dengan standar global yang dikenal dengan H2. Komplek dibangung di Pertiwi Lestari Industrial Park, Karawang, Jawa Barat.

Kompleks H2 didesain dengan standar internasional menggunakan spesifikasi tier tiga dan tier empat yang didukung oleh multiple konektivitas fiber optic (carrier neutral) dan dua pembangkit listrik. Bangunan kompleks juga dikembangkan dengan konsep green data center, serta menggunakan energi terbarukan dari solar panel farm yang akan dibangun di area yang sama.

Pendiri DCI Indonesia, Toto, mengatakan penggunaan layanan digital dalam menjalankan bisnis bertujuan untuk efisiensi operasional, peningkatan kepuasan pelanggan, serta peningkatan aktivitas dengan pelanggan. Dia juga berharap digitalisasi tak hanya membawa perubahan pada tingkat bisnis, namun ke perilaku individu. 

Beberapa di antaranya adalah kegiatan belanja secara daring, pembayaran non-tunai, sekolah online, dan penggunaan media sosial serta pertukaran konten digital untuk berkomunikasi.

Seiring kerja sama tersebut, per Mei 2021 Anthoni Salim tercatat menguasai 11,12 % saham DCI Indonesia, atau sekitar 265 juta lembar saham, hingga saat ini. Meskipun begitu, pada keterbukaan informasi 4 Agustus 2021, Corporate Secretary DCI Indonesia, Gregorius Nicholas Suharsono mengatakan bahwa Anthoni Salim telah melakukan gadai saham pada 15 Juni 2021.

“Transaksi tersebut tidak berhubungan dengan rencana pengembangan bisnis perseroan. Gadai saham dilaksanakan sebagai bagian dari rencana investasi Salim Group,” kata Gregorius.

Bisnis DCI Indonesia Terus Bertumbuh

Perusahaan teknologi data ini berhasil membukukan pendapatan naik 3,7 % di enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan DCI Indonesia per Juni 2021 mencapai Rp 375,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 361,9 miliar. Beban pokok pendapatannya turun 16,3 % yakni Rp 162,6 miliar.

Untuk tahun yang berakhir per 30 Juni 2021 dan 2020, pendapatan dari pelanggan secara individu memiliki jumlah transaksi melebihi 10 % dari pendapatan. Di dua tahun itu, pendapatan transaksi dari tiga pelanggan yang lebih dari seper sepuluh itu senilai Rp 200.912 miliar dan Rp 214.575 miliar.

Berkat capaian tersebut, DCI Indonesia membukukan laba tahun berjalan naik 35,2 % menjadi Rp 110,6 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, laba tahun berjalan perusahaan masih di kisaran Rp 81,8 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...