Grup Mayora, Pelopor Industri Makanan yang Memperkuat Bisnis Keuangan

Intan Nirmala Sari
26 Oktober 2021, 07:30
Mayora, Mayora Indah, saham MYOR, Bank MYOR, profil perusahaan, jogi hendra atmadja
Mayora

Dikenal dengan produk olahan makanan dan minuman, rupanya Grup Mayora memiliki garapan bisnis beragam, termasuk di sektor keuangan melalui Bank Mayora. Kabar teranyar, Bank Mayora bakal dipinang perusahaan milik negara yakni Bank Negara Indonesia alias BNI.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar sempat membenarkan bahwa pihaknya tengah menyelesaikan kesepakatan awal akuisisi dengan salah satu bank kecil. Nantinya, lembaga keuangan tersebut diambil alih dan ditransformasikan sebagai bank digital.

“Saya tidak bisa menyebut nama, tetapi proses cukup jauh dan sudah ada kesepakatan awal,” ujar Royke kepada Katadata.co.id, Selasa (19/10).

Dua sumber Katadata.co.id yang mengetahui kabar ini mengatakan, BNI telah meneken kesepakatan awal pembelian saham dengan Bank Mayora. Namun, saat ini bank BUMN tersebut masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan.

Bank Mayora

Bank Mayora (Bank Mayora)

Mayoritas saham Bank Mayora dimiliki PT Mayora Inti Utama sebesar 80 %. Sisanya merupakan milik investor asal Amerika Serikat yang juga entitas usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC). Bank Mayora diketahui memiliki hubungan afiliasi dengan PT Mayora Indah Tbk atau dikenal dengan kode saham MYOR.

Berdasarkan laman resmi perusahaan, Bank Mayora resmi mendapatkan izin usaha sebagai Bank Umum sesuai Surat Keputusan Menteri Keuangan pada 14 Juli 1993. Kemudian, perusahaan menjadi Bank Umum Devisa sesuai Keputusan Gubernur Bank Indonesia pada 7 Mei 2013.

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2021, modal inti utama Bank Mayora senilai Rp 1,21 triliun (tier satu). Capaian tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 1,12 triliun. Namun jumlah ini masih di bawah ketentuan minimal modal inti OJK, yakni Rp 2 triliun untuk akhir tahun dan Rp 3 triliun di tahun depan. Dengan begitu, bank perlu mencari pendanaan untuk memenuhi ketentuan tersebut.  

Untuk kinerja tahun ini, sepanjang semester pertama  2021, Bank Mayora mengantongi laba bersih tahun berjalan Rp 18,53 miliar. Capaian tersebut melesat 651,5 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 2,46 miliar. Jika dibandingkan capaian Desember 2020, laba perusahaat tumbuh  58,84 %.

Lonjakan laba terjadi karena beban operasional turun hingga 17,58 %, sehingga per Juni 2021 levelnya berada di Rp 110,88 miliar. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 134,52 miliar.

Meskipun begitu, dari sisi pendapatan, bank yang induknya dikuasai taipan Jogi Hendra Atmadja ini belum menunjukkan kinerja positif. Pendapatan bunga Bank Mayora per Juni 2021 berada di Rp 249,82 miliar, turun 7,48 %. Sedangkan untuk beban bunga turun 9,91 % ke level Rp 119,68 miliar.

Dari sisi intermediasi, Bank Mayora menyalurkan kredit Rp 3,74 triliun hingga Juni 2021, alias turun 9,21 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 4,12 triliun. Namun kualitas kredit membaik, di mana rasio kredit bermasalah atau NPL berada di 3,1 % lebih baik dari periode tahun sebelumnya 5,3 %.

Total dana pihak ketiga Bank Mayora per Juni 2021 yakni Rp 6,86 triliun, tumbuh 17,29 % dari Rp 5,84 triliun per Juni 2020. Hal itu didukung kenaikan total deposito berjangka 29,69 % menjadi 4,78 triliun.

Grup Mayora, Sang Pelopor Bisnis  Makanan-Minuman

Sebagian besar publik sepertinya tak asing lagi dengan produk makanan dan minuman biskuit Roma, Astor, Beng-Beng, Choki-choki, Migelas, Kopiko, Torabika, Teh Pucuk hingga Le Minerale. Produk-produk yang sangat erat kaitannya dengan konsumsi masyarakat Indonesia sehari-hari ini lahir dari Grup Mayora.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...