Cara SMF Menyulut Ekonomi Lewat Pembiayaan di Desa Wisata

Intan Nirmala Sari
28 November 2021, 19:43
SMF, kredit, fasilitas kredit, BUMN
Katadata/Intan Nirmala Sari

Pandemi Covid-19 menjadi tahun yang berat bagi banyak pihak, termasuk industri pariwisata dan penyaluran pembiayaan sektor perumahan. Industri pariwisata di Asia mengalami penurunan sekitar 27 %, dari US$ 225,9 miliar pada 2019 menjadi US$ 164,7 miliar pada 2020, dikutip dari Databoks

Salah satu upaya PT Sarana Multigriya Finansial alias SMF untuk mendorong industri pariwisata, melalui program kemudahan akses pembiayaan homestay bagi kawasan desa wisata. Di mana, perusahaan Badan Usaha Milik Negara itu telah menyalurkan anggaran Rp 11 miliar untuk program tersebut di 2021, dari total yang disiapkan Rp 20 miliar.

Advertisement

Program pembiayaan itu merupakan sinergi perseroan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) di sektor pariwisata. Di mana, sektor tersebut tengah terpukul karena pandemi Covid-19.

SMF telah merealisasikan program pembiayaan homestay di 11 desa yang terletak dalam destinasi super prioritas pariwisata (DSPP) Borobudur, DSPP Mandalika dan daerah potensi pariwisata di Banyuwangi dan Sumedang.

"Realisasi 11 desa untuk 91 unit homestay baru Rp 11 miliar. Kami punya dana Rp 20 miliar. Tahun depan kita tambah 5 desa. Alokasi ke eksisting, buka baru lagi," ujar Direktur SMF Trisnadi Yulrisman, Jumat (26/11).

Hingga akhir tahun ini, Tris optimistis penyaluran program pembiayaan homestay bisa terserap seluruhnya. Hal itu sejalan dengan harapan bangkitnya sektor pariwisata dan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Di samping itu, Tris juga melihat potensi sektor pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia yang layak untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Apalagi perseroan juga menawarkan skema bunga 3 % per tahun dengan pilihan tenor beragam, mulai dari 3 tahun, 5 tahun hingga 10 tahun.

"Banyuwangi (desa wisata) masih akan ada lagi (pembiayaan program homestay) tahun depan, masih banyak daerah di Jawa Timur, serta Jawa Barat seperti Sumedang dan Tasikmalaya," katanya.Program Pembiayaan Homestay Sarana Multigriya Financial (SMF)

Program Pembiayaan Homestay Sarana Multigriya Financial (SMF) (Katadata)

Salah satu penerima manfaat program pembiayaan homestay, yakni Lalu Maulidin warga Lombok Selatan. Salah satu pemilik penginapan di Desa Wisata Kuta Lombok itu berhasil menambah cuan dari bisnis homestay selama gelaran World Superbike (WSBK) 2021 Mandalika pekan lalu.

Bisnis hunian yang dia garap menggunakan pembiayaan dari SMF tersebut, ludes dipesan selama gelaran WSBK 2021. Bahkan, harga sewa untuk masing-masing kamar homestay sempat mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat, dari kisaran Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu, menjadi Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per malamnya. 

Bertindak sebagai Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kuta, Lalu mendapatkan pinjaman dari SMF senilai Rp 100 juta dengan bunga 3 % dan tanpa agunan. Dana tersebut, kemudian dia gunakan untuk merenovasi kamar penginapan yang disewakan selama WSBK 2021. 

Sementara itu, Anggota Badan Usaha Milik Desa alias Bumdes dari Desa Mertak, Lombok Barat, Sri Anom Putra Jaya mengatakan, pinjaman program homestay dari SMF telah membantu bisnis bisnis penginapan bangkit dari dampak Covid-19. Desa yang mengandalkan pendapatan dari bisnis pariwisata tersebut sempat kesulitan sepanjang pandemi berlangsung. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement