Ada Varian Omicron, Harga Emas Antam Naik Rp 6.000 per Gram

Intan Nirmala Sari
4 Desember 2021, 12:45
Varian Omicron, harga emas, omicron, berita hari ini, investasi
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas memperlihatkan emas di salah satu pegadaian, Jakarta Pusat, Rabu (29/7/2020). Harga emas harga emas Antam yang dijual di Pegadaian kembali naik Rp 18.000 untuk ukuran 1 gram menjadi Rp 1.030.000.

Meluasnya sebaran kasus Covid-19 varian omicron, menggiring pelaku pasar untuk melirik aset lindung nilai seperti emas. Hal itu tercermin dari kenaikan harga emas yang hampir 1% akhir pekan ini, dilansir dari Reuters.

Kehadiran varian omicron meningkatkan ketidakpastian dan kekhawatiran di pasar keuangan global, yang berpotensi menggerus nilai aset atau portofolio investor. Sementara itu, emas dikenal sebagai aset lindung nilai, di mana risiko penurunannya tidak sedalam produk investasi agresif lainnya, salah satunya saham.

Tak hanya emas global alias harga emas spot yang menunjukkan kenaikan. Harga emas Antam di Tanah Air juga mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini.

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk naik Rp 6.000 ke level Rp 932 ribu per gram, Sabtu (4/12). Mengutip laman Logam Mulia, harga buyback alias harga jual emas juga naik Rp 6.000 ke level Rp 826 ribu per gram.

Bahkan, melansir Bloomberg Sabtu (4/12), harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Februari 2022 kenaikannya mencapai 1,2 % ke level US$ 1.783,9 per troy ons. Sedangkan untuk emas spot (XAUUSD) naik 0,82% ke level US$ 1.783,3 per troy ons.

Melansir Reuters, naiknya harga dipicu ketidakpastian pasar karena varian omicron dan penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat aluas US Treasury. Di samping itu, potensi Bank Sentral AS atau The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya lebih cepat, turut menjadi perhatian pelaku pasar.

“Emas diuntungkan dari pelarian investor ke aset aman. Kekhawatiran akan The Fed, situasi Covid karena varian delta dan omicron menimbuklan risiko terhadap prospek pertumbuhan jangka pendek,” kata Analis pasar senior OANDA, Edward Moya, Jumat (3/12).

Di samping itu, sentimen pasar keuangan secara luas juga tengah lesu. Hal tersebut diiring kejatuhan indeks saham Amerika, Nasdaq yang turun lebih dari 2 %. Penyebabnya karena data pekerjaan Negeri Paman Sam yang beragam, serta kekhawatiran akan keberlanjutan Covid-19, terutama varian omicron.

Sementara itu, imbal hasi obligasi AS untuk tenor 10 tahun, turun 1,4 % untuk pertama kalinya sejak September 2021. Kondisi tersebut menjadikan biaya peluang kepemilikan emas atau bunganya menjadi lebih rendah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...