Kinerja Manis Indo Tambangraya Ditopang Kenaikan Harga Batu Bara

Amelia Yesidora
21 Desember 2021, 12:10
Kinerja Manis Indo Tambangraya Ditopang Kenaikan Harga Batu Bara
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Ilustrasi. Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020).

Setelah buku perusahaan "memerah" di 2019 dan 2020, Indo Tambangraya Megah berhasil menggandakan labanya hingga lebih dari enam kali dalam sembilan bulan pertama 2021. Kenaikan harga batu bara acuan atau HBA menjadi sumber utama bertambahnya pundi-pundi kas emiten tersebut.

Perusahaan dengan kode saham ITMG tersebut berhasil membukukan laba naik 602,7 % menjadi US$ 271,5 juta atau setara Rp 3,8 triliun. Capaian tersebut didukung  pendapatan bersih ITMG yang meningkat 51,8 % menjadi US$ 1,3 miliar atau setara Rp 18,6 triliun pada periode sama.

Advertisement

Sumber pendapatan utama ITMG berasal dari penjualan batu bara kepada pihak ketiga, sebesar 96 % dari pendapatan bersih. Dari penjualan kepada pihak ketiga, ITMG memperoleh US$ 1,3 miliar atau Rp 18,6 triliun. Sementara itu, penjualan batu bara kepada pihak berelasi menyumbang 3,2 %, atau sekitar US$ 42,9 juta alias Rp 615,3 miliar.

Kinerja Keuangan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (dalam US$ juta)

Keterangan9M20219M2020YoY (%)
Penjualan bersih $    1,323.34 $     871.8851.78%
Beban pokok pendapatan $     (792.29) $    (732.05)8.23%
Laba Periode Berjalan $       271.48 $        38.63602.77%
Total Aset $    1,509.50 $  1,158.6030.29%
Total Liabilitas $       471.63 $     312.3451.00%

Adapun sumber pemasukan lain berasal dari penjualan bahan bakar kepada pihak ketiga sebesar 0,3 % atau setara US$ 4,1 juta. Sumber pendapatan selanjutnya datang dari penjualan jasa kepada pihak ketiga yang berkontribusi 0,1 % atau setara US$ 1,9 juta dari total pendapatan per September 2021. 

Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, peningkatan sumber pendapatan Indo Tambangraya terbesar terjadi pada penjualan batu bara ke pihak ketiga. Dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun lalu, ITMG hanya memperoleh keuntungan US$ 791,1 juta atau setara Rp 11,3 triliun. Capaian tersebut meningkat 61 % tahun ini, menjadi US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 18,3 triliun.

Kinerja positif ITMG tak lepas dari harga batu bara global yang terus naik sejak Oktober 2020 hingga September 2021. Melansir laman Ditjen Minerba, harga emas hitam sempat menyentuh level tertingginya pada November 2021 ke level US$ 215 per ton atau sekitar Rp 3,1 juta. Namun tren tersebut tidak berlanjut, mengingat per Desember 2021 harga batu bara menyusut US$ 159,8 atau sekitar Rp 2,3 juta per ton.

Berikut grafik perubahan harga batu bara global seperti terlihat dalam Databoks:

Sementara itu, penjualan bahan bakar emiten pertambangan ini cenderung turun di kuartal ketiga 2021 sebanyak 90 %. Pada kuartal ketiga 2020, ITMG membukukan penjualan bahan bakar US$ 41,4 juta atau sekitar Rp 593,6 miliar, namun tahun ini menyusut 90 % menjadi US$ 4,1 juta atay sekitar Rp 58,8 miliar.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement