Asal Mula Fit and Proper Test, Jalur OJK Seleksi Anggota Dewan

Amelia Yesidora
8 April 2022, 19:06
Suasana uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/9/2021). Komisi XI DPR menggelar uji kelayakan atau fit and proper test calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Suasana uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/9/2021). Komisi XI DPR menggelar uji kelayakan atau fit and proper test calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK secara resmi telah menunjuk Mahendra Siregar sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK untuk periode 2022-2027. Penetapan jabatan baru Mahendra itu sudah disepakati oleh Komisi XI DPR secara musyawarah dan mufakat kemarin, Kamis (7/4). Adapun Mahendra dipilih untuk menggantikan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso yang akan habis masa jabatannya.

Sebelumnya, ada 14 orang calon anggota dewan komisioner OJK yang bersaing dalam uji kelayakan dan kepatutan alias fit and proper test. Dari hasil uji ini, Komisi XI DPR memilih tujuh nama yang kemudian akan menduduki masing-masing jabatan dalam susunan dewan komisioner. Rangkaian fit and proper test ini diadakan pada hari Rabu (6/4) dan Kamis (7/4) lalu.

Bermula dari Klub Sepak Bola

PERSIK KEDIRI LAWAN BALI UNITED
PERSIK KEDIRI LAWAN BALI UNITED (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.)

Dari berbagai sumber ditemukan bahwa uji kelayakan dan kepatutan pertama kali dilakukan untuk menjaring pemilik dan direktur dari klub sepak bola di Inggris. Kegiatan ini dimulai pada 2004 antara Liga Premier, Liga Nasional, dan Liga Premier Skotlandia.

Melansir catatan The Guardian, setiap orang yang ingin menjalankan klub sepak bola, mengambil alih sebagai direktur, atau memiliki lebih dari 30 % saham klub wajib lulus dalam uji kelayakan dan kepatutan.

Kebijakan ini muncul karena kekhawatiran pihak berwenang atas kemungkinan adanya penipuan yang bermaksud untuk mengambil alih klub sepak bola secara semena-mena. Maka, salah satu tolok ukur utama yang digunakan adalah siapapun calon yang masih menjalani hukuman pidana atau telah menjalankan klub bola secara administratif dalam dua periode tidak dapat mengambil alih klub sepak bola tersebut. 

Adapun salah satu direktur yang gagal dalam uji kelayakan ini adalah Direktur Rotherham United Dennis Coleman. Dalam penuturan The Guardian, Coleman memiliki masalah keuangan dan sudah pernah masuk ke dalam ranah administrasi dua kali.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...