Menanti Deklarasi Rusia, Harga Emas Berpotensi Sentuh Rekor US$ 2.600

Intan Nirmala Sari
7 Mei 2022, 13:05
Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningka
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022).

Pergerakan harga emas global berpotensi menyentuh rekor tertingginya tahun ini, bahkan memungkinkan dalam waktu dekat. Potensi tersebut terjadi di tengah konflik geopolitik Rusia dan Ukraina, serta keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi dampak kenaikan suku bunga The Fed terhadap koreksi harga emas akan berakhir pekan depan. Dia memperkirakan pada Senin (9/5), bersamaan dengan peringatan kemenangan Rusia atas Jerman, Negeri Beruang Merah akan mengumumkan arah atau potensi adanya perang dunia ketiga. 

Ibrahim memaparkan, saat perang dunia pertama, harga emas naik 50 %, pada perang dunia kedua harganya naik hampir 100 %. Dengan begitu prediksinya, jika terjadi perang dunia ketiga, maka harga emas berpotensi naik hingga 40 %.

"Harga emas bukan enggak mungkin naik 30%-40% dan indikasinya harga emas 2022 bisa jadi level tertinggi sepanjang masa, ke kisaran US$ 2.600 per troy ons," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id, Jumat (6/5).

Ibrahim menekankan syarat harga emas bisa menyentuh rekor tahun ini adalah deklarasi perang dunia ketiga dari Rusia. Namun, tanpa deklarasi tersebut dia optimistis harga emas akan tetap naik ke kisaran US$ 2.100 per troy ons. Itu menyusul banyaknya konflik di beberapa negara, seperti yang terjadi di Semenanjung Korea, dan berpotensi melahirkan perang besar Asia Timur.

Di sisi lain, Uni Eropa telah menghentikan belanja gas alam dari Rusia. Kondisi tersebut berpotensi menjadikan harga komoditas semakin mahal dan menyebabkan inflasi tinggi di sejumlah negara. 

"Ketika inflasi tinggi, suku bunga naik untuk menahan inflasi, orang-orang akan beralih ke safe haven salah satunya emas. Jadi kalau harga emas turun, akan sementara," ujarnya.

Sebelumnya, Ibrahim mengatakan koreksi harga emas sempat terjadi saat The Fed mengumumkan untuk menaikkan suku bunga acuannya. Kondisi tersebut memacu indeks dolar AS menguat dan harga emas tertekan.

"Yield obligasi AS tenor 10 tahun juga menguat, serta ada sentimen data pertumbuhan ekonomi AS yang terkontraksi kuartal pertama, membuat harga emas dunia dan logam mulia terkoreksi," ujarnya. 

Harga emas berjangka tercatat menguat pada penutupan perdagangan, Jumat (6/5) setelah sempat mengalami koreksi di kisaran US$ 1.860 per troy ons. Melansir Bloomberg, pada perdagangan Sabtu (7/5), harga emas commodity exchange (Comex) untuk kontrak Juni 2022 naik 0,38 % ke level US$ 1.882 per troy ons. Sementara emas spot naik 0,35 % ke level US$ 1.883 per troy ons.

Penguatan harga emas di akhir pekan didukung melemahnya indeks dolar AS dan safe haven. Kondisi tersebut terjadi di tengah berlangsungnya perang di Ukraina, serta inflasi global yang kembali memanas.

Sebagai informasi, harga emas dan pergerakan indeks dolar AS saling berkaitan. Keduanya dianggap sebagai aset lindung nilai alias safe haven ketika kondisi ekonomi dan politik menghadapi ketidakpastian. Indeks dolar AS yang tinggi akan berdampak pada besarnya biaya kepemilikan emas, sehingga mampu menekan harga logam kuning tersebut.

Di sisi lain, investor juga meragukan kemampuan The Fed mungkin dalam mengendalikan inflasi tanpa memicu perlambatan ekonomi. Para analis memperkirakan harga emas masih tetap rentan terhadap koreksi lebih lanjut, jika inflasi tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan lebih lanjut.

Emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya pemegang emas sehingga tidak memberikan imbal hasil.

Nilai pada emas perhiasan dan emas untuk investasi berbeda. Hal tersebut bergantung pada tingkat gramasi dan kandungan emas murni pada produk tersebut. Umumnya, emas batangan dipilih untuk investasi, karena semakin besar gramasi semakin baik harga yang diperoleh atau mendekati pergerakan harga emas global.

Selain emas batangan, saat ini sudah banyak platform yang menawarkan investasi secara digital, sehingga mempermudah masyarakat dalam bertransaksi hingga menyimpan emas.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...