Upaya BTPN Syariah Merajut Bisnis Perempuan Prasejahtera di Bumi Riau

Intan Nirmala Sari
15 September 2022, 23:29
bisnis, nasabah btpn syariah
Katadata

Berawal dari modal pinjaman Rp 3 juta, bisnis ultra mikro Yeni mampu mendulang omzet hingga dua digit dalam sepekan. Warga Ciptakarya, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru tersebut, kini turut menggaet anggota keluarga lainnya dalam menjalankan bisnis pengolahan kulit menjadi bahan baku kerupuk.

Pada 2018, wanita kelahiran 38 tahun itu memberanikan diri mengajukan pinjaman ke Bank BTPN Syariah. Tak banyak alasan, jalur pembiayaan dengan syariat Islam tersebut dipilih lantaran tak membutuhkan agunan, serta prosesnya yang cepat.

Awal mengelola bisnis kecilnya, Yeni dan suami hanya mampu mengolah satu lembar kulit sapi menjadi 40 kg bahan baku kerupuk kulit. Seiring bertambahnya modal pembiayaan ultra mikro, kini Yeni mampu mengolah 4-5 lembar kulit per hari. 

Perhitungannya, dalam sepekan dia mampu memproduksi 300 kg bahan baku kerupuk kulit, dengan harga jual Rp 75 ribu per kilo. Alhasil, dalam sepekan dia dan suami mampu mengantongi laba kotor sekitar Rp 22,5 juta.

Perjuangan Yeni tak sendiri, ada Siti Aisyah yang lebih dulu bergabung menjadi nasabah program pembiayaan produktif dari BTPN Syariah, khusus untuk perempuan penggerak bisnis ultra mikro. Bisnis gamis Siti terus berkembang seiring modal yang bertumbuh dari Rp 2 juta, menjadi Rp 20 juta. Pembiayaan tersebut mulai diperolehnya sejak lima tahun lalu, tanpa agunan. 

"Saat ini berjualan baju gamis di rumah, kadang berjualan menggunakan mobil ke pasar dan pasar malam. Harapannya, ke depan bisa buka toko," kata Siti yang juga ketua Sentra Ciptakarya saat dikunjungi, Rabu (14/9).

Nasabah BTPN Syariah
Nasabah BTPN Syariah (BTPN Syariah)

Sentra lain di Pekanbaru, Peputrajaya ada Vivi Oktavianti yang mampu melalui masa sulit pandemi Covid-19 dengan “banting setir” menjadi produsen kerupuk sagu. Dalam sepekan dia mampu mengantongi laba kotor sekitar Rp 5 juta, dan biaya produksi Rp 1 juta.

Begitu juga warga pendatang Tanah Lancang Kuning, Damayanti yang berhasil mendulang cuan selama pandemi Covid-19. Dengan tambahan modal BTPN Syariah, wanita yang sempat kuliah Ilmu Pariwisata itu mampu memproduksi ribuan permintaan masker selama pandemi. Perempuan 37 tahun tersebut sudah menjadi nasabah BTPN Syariah sejak Desember 2018 hingga sekarang. 

Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin mengatakan ke depan pihaknya bakal membuka berbagai akses lainnya untuk nasabah, seperti akses barang, hingga pengembangan produk-produk. Tujuannya menjadikan nasabah perempuan naik kelas.

"Akan ada juga akses pasar, agar produk nasabah bisa dikurasi. Prinsipnya, benar-benar ingin menciptakan perempuan Indonesia menjadi berani usaha, disiplin, kerja keras dan saling bantu (BDKS)," kata Ainul dalam kunjungannya ke Pekanbaru, Rabu (14/9).

Jemput Bola 

Untuk memenuhi kebutuhan nasabah khususnya perempuan unbankable, BTPN Syariah gencar bertransformasi dan beradaptasi. Salah satunya, melalui program pemberdayaan nasabah prasejahtera produktif kepada kelompok perempuan yang menjalankan bisnis ultra mikro di daerah. Adapun pagu pembiayaan yang ditawarkan mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 100 juta, dengan tenor disesuaikan kemampuan nasabah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...