Akibat Cuaca, BI Prediksi Penjualan Ritel November Melambat
Bank Indonesia memperkirakan penjualan ritel pada November 2022 melambat, tercermin dari pertumbuhan indeks penjualan riil (IPR) sebesar 1,6% secara tahunan. Angka itu lebih rendah dari bulan sebelumnya, yakni 3,7%. Perlambatan terutama terjadi pada penjualan makanan, minuman dan tembakau hingga sandang, serta penurunan penjualan bahan bakar.
Secara bulanan, penjualan ritel juga melambat. IPR November tumbuh 0,7% dibandingkan bulan sebelumnya, lebih rendah dibandingkan Oktober sebesar 2,3%. Perlambatan ini mengindikasikan pembalikan setelah penjualan ritel menguat pada Oktober.
"Kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan minuman dan tembakau, serta peralatan informasi dan komunikasi diperkirakan mengalami perlambatan karena permintaan yang terbatas, dan keadaan musim atau cuaca yang kurang mendukung," mengutip dari laporan BI, Jumat (9/12).
Penjualan barang makanan, minuman dan tembakau yang lambat juga tercermin dari pertumbuhan IPR November yang diperkirakan 5,2% secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya 8%. Sektor sandang juga menurun dari 25,3% menjadi 18,5%. Sementara, penjualan bahan bakar kendaraan bermotor yang masih tumbuh positif 0,5% pada Oktober, berbalik kontraksi 5,8% pada November.
Penurunan penjualan suku cadang dan aksesori semakin dalam menjadi minus 9,4%. Namun terlihat perbaikan pada penjualan peralatan komunikasi dan informasi, perlengkapan rumah tangga dan penjualan barang budaya dan rekreasi.
Meski secara rata-rata turun, tetapi penjualan ritel di beberapa daerah justru menguat pada November, seperti Jakarta, Banjarmasin dan Medan. Namun penjualan ritel di beberapa daerah juga menurun seperti Manado dan Bandung.