Menilik Pecah Kongsi Nasdem Usai Deklarasi Anies Jadi Capres

Ira Guslina Sufa
6 Oktober 2022, 11:31
Nasdem usung Anies Baswedan
ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memeluk calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan di Jakarta, Senin (3/10/2022).

Deklarasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden memicu keretakan di internal Partai Nasional Demokrat. Beberapa kader bahkan memilih mundur dari partai seperti tokoh perempuan Bali Niluh Djelantik dan pengurus DPD Nasdem Kalimantan Barat Andreas Acui Simanjaya.

Pengunduran Niluh disampaikan langsung lewat akun twitter @niluhdjelantik tepat di hari deklarasi Anies Baswedan sebagai capres Nasdem  Senin (3/10). Selain menyatakan resmi mundur, Niluh memastikan akan konsisten dengan pilihannya berjuang untuk rakyat.

“Dengan atau TANPA partai politik. Sikapku tegas. Integritasku jelas. Terimakasih atas support kesayangan yang setia menemaniku. Ketjup Sayang," ucap Niluh.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan mundurnya kader Nasdem usai deklarasi Anies Baswedan sebagai hal yang tidak terelakkan. Alasannya, berdasarkan sejumlah survei termasuk yang dilakukan Charta Politika, suara kader Nasdem memang terbelah antara mendukung Anies dan Ganjar Pranowo pada pilpres 2024.

“Kalau temuan survei kami basis massa Nasdem lebih banyak memilih Ganjar. Pencalonan dini Anies akan membuat sebagian pemilih yang kontra keluar mencari partai baru,” ujar Yunarto kepada Katadata, Kamis (6/10).

Menurut Yunarto, tingginya keterpilihan Ganjar di internal Nasdem karena dianggap lebih nasionalis. Gubernur Jawa Tengah itu juga dinilai memiliki karakter yang lebih merakyat dan cocok untuk melanjutkan kepemimpinan Joko Widodo. Ia menilai, pemilihan Anies sebagai capres oleh Nasdem lebih didasarkan pertimbangan politis dibanding elektabilitas berdasarkan survei.

“Anies dipilih lebih dikarenakan keterbatasan ruang gerak lobi Nasdem kepada Ganjar karena masih kader PDIP. Ganjar juga masih sangat berhati-hati untuk mengambil sikap. Sementara Anies memiliki keluasan ruang gerak untuk dipinang siapapun,” jelas Yunarto lagi.

Di sisi lain, ia mengatakan pencalonan dini Anies juga memberi nilai lebih bagi Nasdem. Partai pimpinan Surya Paloh itu memiliki cukup waktu untuk membangun basis massa yang baru. Waktu satu setengah tahun lebih menjelang Pilpres bisa dimanfaatkan untuk mengurucutkan isu-isu yang jadi perhatian publik. Selain itu Yunarto menilai pencalonan dini Anies akan memberi posisi tawar bagi Nasdem dalam konstelasi politik jelang pemilu.

 Mengenai mundurnya sejumlah kader setelah deklarasi Anies sempat ditanggapi oleh Wakil Sekretaris Jenderal Nasdem Hernawi Taslim. Menurut dia partai tidak melarang dan menyerahkan sepenuhnya pada masing-masing kader untuk menentukan pilihan politik. Bahkan ia mengklaim deklarasi Anies bisa mengerek suara partai dengan bertambahnya anggota baru dari para pendukung Anies.

Senada dengan Hernawi, politisi Nasdem di Senayan Zulfan Lindan mengatakan keluar masuknya seseorang dari suatu partai sebagai hal biasa. Sebelum Anies dideklarasikan sebagai capres juga sudah ada pengurus Nasdem yang mundur dan pindah ke partai lain.

“Itu buat kami biasa saja, tidak ada riuh di dalam. Kerja terus, karena Nasdem sudah mengumumkan anies sebagai capres ya harus kerja konsisten untuk menjelaskan kepada masyarakat. Kami harus menang,” ujar Zulfan di kompleks parlemen Senayan.

Pecah Dukungan

Ihwal pencalonan Anies sebagai capres dari Nasdem bukanlah hal mendadak. Meski dimajukan dari rencana semula pada November mendatang, Surya Paloh mengatakan deklarasi Anies dilakukan untuk memudahkan konsolidasi politik.

Halaman:
Reporter: Ade Rosman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...