Raja Malaysia Tunjuk Perdana Menteri Baru Buntut Parlemen Gantung
Pemilu Malaysia yang berlangsung sejak Sabtu (19/11) lalu hingga kini belum menghasilkan keputusan. Dari 222 kursi di Parlemen, tidak ada partai politik atau gabungan parpol yang berhasil mendapatkan kursi mayoritas lebih dari 50 persen.
Tidak adanya suara mayoritas dari hasil pemilu membuat pemerintahan baru tak bisa terbentuk. Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pun akhirnya turun gunung. Ia menyatakan akan memilih langsung Perdana Menteri berikutnya.
Pada Rabu (23/11) kemarin, Raja sudah mengadakan pertemuan khusus dengan anggota dewan kesultanan untuk membahas siapa yang harus menjadi perdana menteri. Pilihan ini dilakukan setelah pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin gagal mendapatkan dukungan yang cukup.
"Tujuan dari pertemuan dengan Majelis Raja-Raja agar Raja mendapatkan pemikiran para penguasa Melayu, sehingga dapat mengambil keputusan untuk kesejahteraan rakyat dan negara," kata istana, dikutip dari Reuters, Kamis (24/11).
Hasil resmi pemilu Malaysia disampaikan oleh Ketua Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) Malaysia Abdul Ghani Salleh melalui keterangan resminya, Minggu (20/11) lalu. Berdasarkan hasil itu, kursi terbanyak diperoleh Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim dengan mendapatkan 81 kursi di Parlemen.
Sementara itu, koalisi Perikatan Nasional yang dipimpin oleh mantan PM Muhyiddin Yassin, mendapatkan sebanyak 73 kursi, dan Barisan Nasional yang didominasi oleh Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) mendapatkan 30 kursi. Di sisi lain, meski daril perolehan suara PH mendapat suara paling banyak, tapi Muhyiddin maupun UMNO tidak ada yang mau berkoalisi dengan Anwar Ibrahim.
Perdana Menteri Malaysia sebelumnya Ismail Sabri lewat cuitan di akun pribadi twitter miliknya @IsmailSabri60 mengatakan Barisan Nasional tetap akan menjadi oposisi. Barisan Nasional tidak akan bergabung dengan koalisi manapun.
Lebih jauh, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin saling mengklaim telah mendapat dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan baru. Namun, tidak ada yang memberikan rincian lebih lanjut. Sementata itu, aparat kepolisian Malaysia melakukan antisipasi adanya kekacauan dengan menjaga ketat beberapa wilayah strategis, serta memasang penghalang jalan di beberapa titik.