Jelang Tuntutan, Ini Deretan Pengakuan Bharada E soal Eksekusi Yosua

Ade Rosman
6 Januari 2023, 08:16
Bharada E
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer bersiap menjalani sidang lanjuutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Richard Eliezer alias Bharada E diagendakan akan menjalani sidang pembacaan tuntutan pada Rabu (11/1) pekan depan. Keputusan tersebut disampaikan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan usai sidang, Kamis (5/1). 

Sebelum menutup sidang Richard, hakim bertanya pada JPU, terkait kapan pelaksanaan requisitoir atau sidang tuntutan terhadap mantan anak buah Ferdy Sambo tersebut. Hakim ingin memastikan kesiapan semua pihak sebelum sidang tuntutan. 

"Izin majelis, terkait dengan requisitor yang akan dibacakan oleh penuntut umum, mengingat peristiwa ini terdakwanya ada pelaku pokok dan yang bersama-samanya, maka kami mohon waktu dua minggu karena kami akan mendahulukan pokok dulu Yang Mulia," kata JPU menjawab pertanyaan hakim. 

Mendengar jawaban tersebut, hakim kemudian mengatakan sidang akan dilanjutkan pada Rabu (11/1) mendatang. Pada persidangan terakhir sebelum tuntutan itu, Richard mendapat dukungan langsung dari orang tuanya yang hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Begini, kita tunda dulu di hari Rabu, apabila masih membutuhkan waktu lagi baru kita tunda satu minggu lagi," kata hakim. 

Sebelumnya, sejak 18 oktober 2022 lalu Richard telah menjalani beberapa rangkaian persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Dimulai dari sidang pembacaan dakwaan, pemeriksaan saksi, dikonfrontir dengan terdakwa lainnya, pemeriksaan saksi ahli, menghadirkan saksi a de charge atau saksi meringankan, hingga yang terbaru pemeriksaan terdakwa. 

Berikut beberapa keterangan yang pernah disampaikan Bharada E di persidangan. 

Mendapat Perintah Tembak Bukan Hajar

Richard mengaku dirinya diperintahkan Sambo untuk menembak Yosua, berbeda dengan keterangan Sambo yang menyatakan memerintahkan 'hajar' pada Richard. Richard menggambarkan, pada saat kejadian, setelah ditarik oleh Sambo, posisi Yosua dengan kedua tangan ke depan bertanya pada Sambo 'ada apa pak?! Ada apa pak?!'.

Setelah berada pada posisi tersebut, Sambo kemudian melihat ke arah Richard, yang pada saat itu berada di samping kanan Sambo, dan langsung memerintahkannya menembak Yosua. 

"Hei kau tembak! Kau tembak cepat! Cepat kau tembak!," kata Richard menirukan perintah Sambo, saat sidang Kamis (5/1). 

Richard mengaku, atas perintah tersebut, dirinya menembak Yosua sebanyak tiga hingga empat kali. Selain itu, Richard juga mengatakan, sejak awal Sambo memerintahkan dirinya untuk membunuh Yosua. 

 "'Nanti kamu yang bunuh Yosua ya', dia (Sambo) bilang ke saya, 'kalau kamu yang bunuh, nanti saya yang jaga kamu, tapi kalau saya yang bunuh enggak ada yang jaga kita lagi chad'," kata Richard, menirukan ucapan Sambo.  

Melihat Sambo Menggunakan Sarung Tangan

Richard mengaku, pada saat eksekusi dirinya melihat Sambo mengenakan sarung tangan hitam di tangan Kanannya. Dari keterangannya, Richard mengatakan sebelum eksekusi dilakukan, ia berdoa dulu di lantai dua rumah Duren Tiga. Saat itu, kata Richard, dirinya sudah mendengar suara ribut di lantai bawah, lalu ia pun turun. 

Selanjutnya, Richard mengatakan, di ujung tangga sudah ada Ferdy Sambo, lalu bertanya pada Richard perihal senjatanya apakah sudah diisi amunisi atau belum, yang kemudian Richard isi, lalu dimasukkan ke pinggang. Pada saat itu, Richard mengatakan dirinya melihat sambo telah memakai sarung tangan hitam sebelah kanan. 

Melihat Perempuan Menangis Keluar dari Kediaman Sambo

Richard mengungkapkan dirinya pernah melihat ada perempuan menangis keluar dari rumah Sambo yang berada di Jalan Bangka, beberapa bulan sebelum kejadian penembakan Yosua.  Richard mengatakan hal tersebut saat memberikan keterangan sebagai saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/11) lalu. 

"Kita gak tahu ada kejadian apa di dalam rumah itu. Mungkin satu atau dua jam kemudian, ada orang keluar dari rumah, saya bilang Fon (Alfons) ada orang keluar itu. Ada perempuan, saya tidak kenal, nangis dia," kata Richard menggambarkan suasana pada saat itu. 

Richard mengatakan, perempuan tersebut mencari supirnya, yang kemudian dipanggilkan oleh Richard. 

"Perempuan itu bilang mencari driver-nya dia, cari mobil di mana, saya lari ke samping saya panggil driver-nya, kemudian bawa mobil Pajero Hitam kalau gak salah. Baru driver-nya datang, pakir mobil, perempuan itu naik, baru pulang," katanya. 

 Lebih jauh, Richard mengatakan sejak kejadian tersebut Ferdy Sambo terlihat lebih sering di rumah jalan Saguling. Ia menerangkan, mulanya, pada akhir Mei lalu, dirinya sempat piket bersama Yosua, dan berjaga di Saguling. 

"Pada saat standby di Saguling itu ada kejadian Yang Mulia, tiba-tiba ibu turun, almarhum juga turun, bawa senjata langsung taruh di mobil," katanya. 

Setelah itu, kata Richard, Putri memanggil dirinya, Yosua, dan Mathius, sebelum setelahnya pergi menggunakan mobil. 

"Ibu PC panggil kita semua bertiga. Saya, almarhum dan bang Mathius. Abis itu dia bilang 'nanti dek Mathius kamu naik di mobil ibu ya', 'nanti dek Richard kamu di mobil sendiri ya di belakang'. Jadi kami jalan Yang Mulia, ke arah Kemang," katanya. 

Setelah berputar-putar di sekitar daerah Kemang, ia mengatakan mereka kembali ke kediaman Bangka. 

"Singgah di sana, saat mampir di kediaman Bangka, ibu turun, saya lihat ibu kodisi ibu marah, saya gak berani menanyakan," katanya.

Pada saat itu, Yosua memerintahkan untuk memarkirkan mobil ke belakang. Tak berselang lama, Sambo yang diantar oleh Sadam tiba, dengan kondisi marah ia masuk ke dalam rumah. 

Setelah itu, dari keterangan Richard , Yosua mengabarkan padanya, bahwa akan ada Erben, rekan Sambo. Namun, pada saat itu, Richard tidak melihat kedatangan Erben masuk ke dalam rumah, karena posisinya yang sedang di belakang. 

"Waktu sudah masuk semua, bang Yos bilang, tidak ada selain kami berdua (yos dan matheus) yang ada di dalam rumah, area kediaman Bangka. Semua nunggu di luar," katanya.

Richard, Alfons, serta Farhan menunggu di pintu depan. Sedangkan Romer, Sadam, dan Somad serta ART lainnya di pintu belakang. Pada saat itulah, Richard mengaku melihat peremuan yang menangis tersebut. Meski demikian, ia mengatakan tidak mengetahui apakah perempuan. Tersebut datang bersama Erben atau tidak. 

Sambo juga Menembak Yosua

Saat menceritakan kejadian penembakan terhadap Yosua, Richard mengatakan Sambo juga ikut menembak mantan anak buahnya tersebut yang sudah tumbang usai ditembak Richard. 

Mulanya, pada saat sidang Kamis (5/1), Richard menggambarkan posisi Yosua ketika sebelum eksekusi yang ditarik oleh Sambo untuk maju. 

"Cuma narik, 'sini kamu!', Langsung dorong ke depan, 'berlutut kamu!," kata Richard, menirukan Sambo di depan tangga pada saat kejadian 8 Juli 2022 lalu. 

Richard mengatakan, pada saat itu, Yosua dengan kedua tangan ke depan bertanya pada Sambo 'ada apa pak?! Ada apa pak?!'.

Setelah berada pada posisi tersebut, Sambo kemudian melihat ke arah Richard, yang pada saat itu berada di samping kanan Sambo, dan langsung memerintahkannya menembak Yosua. 

"Hei kau tembak! Kau tembak cepat! Cepat kau tembak!," katanya. 

Richard mengaku, atas perintah tersebut, dirinya menembak Yosua sebanyak tiga hingga empat kali. 

Halaman:
Reporter: Ade Rosman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...