Tak Mempan Disindir Mega, PSI Keukeuh Usung Ganjar - Yenny di Pilpres
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia, Isyana Bagoes Oka mengatakan setiap partai politik memiliki hak untuk menentukan pilihan politik pada pemilu 2024 mendatang. Hak itu menurut Isyana juga termasuk dalam menentukan bakal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung.
"Semua partai punya hak masing-masing untuk mencalonkan siapa yang paling cocok jadi capres-cawapres," kata Isyana, di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Senin (16/1).
Sebelumnya, PSI mendeklarasikan dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Politikus sekaligus aktivis Nahdlatul Ulama, Yenny Wahid, sebagai pasangan capres-cawapres yang didukung. Namun deklarasi itu sempat disindir oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri lantaran Ganjar merupakan kader PDIP.
Dalam pidato saat HUT ke-50 PDIP, Selasa (10/1) lalu, Mega menyindir partai politik yang mendompleng kader dari partai lain untuk diusung dalam pilpres. Ia mengatakan, hal tersebut menunjukkan seakan-akan parpol tidak memiliki kader sendiri.
PSI sebagai salah satu parpol yang merasa kemudian meminta maaf pada PDIP. Sehari usai pidato Mega tersebut. Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie pun mengakui pidato itu merujuk pada partainya.
“Untuk itu, dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati PSI minta maaf kepada ibu Mega,” kata Grace dalam video yang diunggah di kanal media sosial YouTube PSI.
Meski telah meminta maaf, PSI tidak menarik dukungan deklarasi yang telah disampaikan terhadap pencalonan Ganjar. Dalam pantauan Katadata, di Kantor DPP PSI masih terpajang foto Ganjar bersanding dengan Yenny pada sejumlah titik seperti proster berukuran 2 x 3 meter di dinding bagian depan ruang rapat DPP PSI. Poster Ganjar - Yenny juga masih menjadi tampilan slide presentasi partai.
Lebih jauh mengenai pendeklarasian Yenny Wahid, Isyana mengatakan didasarkan pada kesamaan nilai antara anak dari Gus Dur tersebut dengan partainya. Sepak terjang Yenny di sejumlah organisasi dan gagasan di bidang demokrasi dinilai tepat menjadi pendamping Ganjar.