Curhat Megawati Soal Filosofi Hotel hingga Tolak Bandara Bali Utara
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar investasi di Pulau Bali tidak hanya menguntungkan para investor saja. Menurut Mega pembangunan yang dilakukan di Bali juga harus berorientasi pada kepentingan masyarakat lokal.
“Pulau Bali ini penduduknya hanya beberapa, terus yang mau datang ke sini hanya investor doang. Saya mau rakyat Bali juga ada yang menjadi pengusaha dan lain sebagainya," kata Megawati, dalam rangkaian kegiatan peninjauan renovasi Grand Inna Bali Beach bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di Bali, Senin (16/1).
Pada kesempatan itu, Mega mengatakan pembangunan juga harus memperhatikan nilai dari lokasi dan destinasi. Ia mencontohkan, Grand Inna Beach Bali merupakan salah satu warisan Presiden Soekarno yang dibangun pada 1963.
Menurut Presiden RI ke-5 itu, saat membangun Grand Inna Bali Beach, Bung Karno ingin semua pekerjanya berasal dari Indonesia. Demi pembangunan hotel, Mega menyebutkan Bung Karno sampai menyekolahkan pelajar Indonesia ke sekolah perhotelan di Swiss agar dapat mengelola Grand Inna Bali Beach dengan baik.
Mega juga mengingatkan agar dalam pembangunan perlu tetap memperhatikan nilai kearifan lokal. Ia mencontohkan, Bung Karno pernah berpesan pula agar Hotel Grand Inna Bali Beach tidak lebih tinggi dari pohon kelapa. Hal itu untuk menjaga suasana Bali tetap bersatu dengan alam.
Ia berharap renovasi Grand Inna Beach tidak mengubah struktur bangunan awal. Mega juga meminta pembangunan harus mempertahankan budaya lokal, seperti relief yang sarat akan makna sejarah yang terdapat di hotel.
Renovasi Grand Inna Bali Beach sendiri ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2023 bersamaan dengan Kebun Raya Kesehatan untuk menunjang KEK di Sanur. Pembangunan dan renovasi mengintegrasikan sektor kesehatan dengan pariwisata.
Megawati Tolak Bandara Bali Utara
Tak hanya mengingatkan Erick akan pentingnya menjaga filosofi Bali dalam renovasi Grand Inna Beach, Megawati juga menyatakan sikapnya yang menolak pembangunan Bandara di kawasan Bali Utara. Ia menilai pembangunan bandara itu hanya akan menguntungkan para investor semata dan melupakan para warga lokalnya. Megawati menjelaskan, Ia khawatir pembangunan bandara Bali Utara justru hanya akan menguntungkan investor.
"Saya bilang enggak. Saya mewakili rakyat Bali. Nah ini masukin kalau berani, biarin Bali yang satu-satunya pulau yang PDI Perjuangan. Kenapa sih, kebayang enggak buang duit melulu," cerita Megawati.
Menurut Mega, pembangunan di Bali tidak harus selalu mempertimbangkan kepentingan investor. Ia berharap pemerintah tetap memperhatikan kepentingan rakyat Bali. Ia menitip pesan pada Erick agar menyampaikan pada Jokowi mengenai sikap tegasnya terhadap rencana pembangunan Bandara Bali Utara.
“Disampaikan ke Pak Jokowi. Kalau ini boleh ditulis. Mau dimarahin Pak Jokowi, saya marah lagi. Nanti dibilang Ibu Mega menunjukkan kekuatannya. Aduh, orang ini untuk rakyat," ujar Mega lagi.
Lebih jauh, presiden perempuan pertama Indonesia itu mengatakan sebelumnya ia sudah mendengar rencana pembangunan Bandara Bali Udara dari Gubernur Bali I Wayan Koster yang merupakan kader PDIP. Saat itu ia sudah menjelaskan pandangannya mengenai alasan menolak rencana pembangunan.
Saat itu, Mega beralasan menolak lantaran masih dalam suasana pandemi akibat Covid-19 sehingga dana yang ada bisa dialokasikan untuk kepentingan masyarakat. Ia pun mengatakan sudah memberikan masukan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menurut Mega, daripada membangun bandara baru, lebih baik memanfaatkan Bandara Ngurah Rai.
"Saya nanya kepada Pak Budi Karya, sebenarnya Ngurah Rai itu ngopo sih runwaynya itu dibikin satu lagi? Coba pertanyaan aku sekarang, kalau ada Buleleng (Bandara Baru di Bali Utara), dengan pandemi kemarin sampai sekarang ini, enggak mabuk itu? Sapa yang di sana?," jelas Megawati.
Alasan lain yang menurut Mega harus diperhatikan adalah soal kepadatan pengunjung. Ia menilai, Bali akan kehilangan keunikan dengan sepinya suasana bila arus masuk orang semakin terbuka.
"Ibu Mega ngamuk. Iyalah, rakyatnya yang mau dibantu atau, sorry, orang-orang kayanya? Banyak orang Bali pintar lho,” kata Megawati.
Dia pun menceritakan sudah memikirkan alternatifnya. Misalnya, mereka yang hendak ke Bali bisa turun di Banyuwangi atau di Surabaya. Alternatif ini menurut Mega justru bisa memberikan efek berganda pada pembangunan daerah di sekitar Bali.