Jokowi Targetkan Prevalensi Stunting 14%, Kemenkes Siapkan Intervensi

Ira Guslina Sufa
26 Januari 2023, 07:29
Prevalensi stunting
ANTARA FOTO/Yudi/Lmo/rwa.
Kader posyandu menimbang berat badan balita di Aula Posyandu, Kampung Nelayan Sebrang Belawan, Medan, Sumatera Utara, Senin (16/1/2023).

Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 mengalami perbaikan pada 2022. Hal ini ditandai dengan menurunnya angka prevalensi stunting dari 24,4% pada 2021 menjadi 21,6% pada 2022. Meski mengalami penurunan, Presiden Joko Widodo mengatakan masih harus ada upaya keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting lebih drastis. 

"Target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak,” ujar Presiden Joko Widodo, Rabu (25/1). 

Menurut Jokowi stunting bukan hanya urusan tinggi badan anak. Hal yang perlu diwaspadai menurut presiden adalah bahaya Stunting yang membuat kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis. 

Kelapa Negara meminta seluruh Infrastruktur dan lembaga yang ada, melakukan langkah nyata untuk menyelesaikan persoalan stunting. Dia yakin persoalan stunting dapat diatasi dengan menghadirkan lingkungan yang lebih baik mulai dari persoalan  air bersih, sanitasi, dan rumah yang sehat. 

"Jadi target 14% itu bukan target yang sulit hanya kita mau atau tidak mau. Asalkan kita bisa mengonsolidasikan semuanya dan jangan sampai keliru cara pemberian gizi," ujar Jokowi lagi. 

Hasil SSGI ini merupakan salah satu sarana untuk mengukur target stunting di Indonesia. Sebelumnya SSGI diukur 3 tahun sekali sampai 5 tahun sekali. Menkes mengatakan mulai 2021 SSGI dilakukan setiap tahun. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...