PBB Proyeksi Ekonomi Global Melambat Jadi 1,9% pada 2023

Ira Guslina Sufa
26 Januari 2023, 08:15
PBB Pertumbuhan Ekonomi
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Calon pembeli memilih tas di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa yang dirilis pada Rabu (25/1) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat dari sekitar 3% pada 2022 menjadi 1,9% pada 2023. Penurunan ini menandai salah satu tingkat pertumbuhan terendah dalam beberapa dekade terakhir. 

“Di tengah inflasi yang tinggi, pengetatan moneter yang agresif, dan ketidakpastian yang meningkat, penurunan saat ini telah memperlambat laju pemulihan ekonomi dari krisis COVID-19, mengancam beberapa negara - baik maju maupun berkembang - dengan prospek resesi pada 2023,” tulis PBB dalam laporannya seperti dikutip dari Antara, Kamis (26/1). 

Lebih lanjut, laporan PBB tersebut menjabarkan momentum pertumbuhan melemah secara signifikan terjadi di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan negara maju lainnya. Penurunan ini berdampak buruk pada ekonomi global lainnya melalui sejumlah saluran.

Di sisi lain PBB memperkirakan pertumbuhan global akan meningkat secara moderat menjadi 2,7 persen pada 2024. Peningkatan ditopang oleh beberapa hambatan ekonomi makro yang diperkirakan akan mulai mereda tahun depan.

Di Amerika Serikat, Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan tumbuh hanya 0,4 persen pada 2023 setelah perkiraan pertumbuhan 1,8 persen pada 2022. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Cina diproyeksikan akan meningkat secara moderat pada 2023. 

Pemerintah Cina diperkirakan akan menyesuaikan kebijakan COVID pada akhir 2022 serta melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal. Laporan PBB memperkirakan pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan meningkat menjadi 4,8 persen pada 2023.

“Ini menunjukkan bahwa pengetatan kondisi keuangan global, ditambah dengan dolar yang kuat, memperburuk kerentanan fiskal dan utang di negara-negara berkembang,” tulis laporan itu. 

Sebagian besar negara berkembang melihat pemulihan pekerjaan yang lebih lambat pada 2022. Laporan memperingatkan bahwa pertumbuhan yang lebih lambat, ditambah dengan inflasi yang tinggi dan kerentanan utang yang meningkat, mengancam pencapaian pembangunan berkelanjutan. Situasi ini juga diperkirakan akan memperdalam efek negatif dari krisis saat ini.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...