Niat Kaesang Maju Pilkada Dinilai Bisa Langgengkan Dinasti Politik

Ira Guslina Sufa
26 Januari 2023, 16:09
Kaesang terjun politk
ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/rwa.
Warga menggunakan hak pilihnya saat pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS 003 di Nagari Barung-Barung Balantai, Kecamatan XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Minggu (13/12/2020).

Rencana Kaesang Pangarep menekuni dunia politik dan maju dalam pemilihan kepala daerah menuai pro dan kontra. Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas mengatakan rencana putra Presiden Joko Widodo untuk maju dalam kontestasi pilkada bisa berpotensi melanggengkan dinasti politik. 

“Pada prinsip tentu saja hak setiap orang dipilih dan memilih. Tapi kan problematika politik kekinian bahwa relasi berbagai pihak menyebabkan timbulnya politik yang tidak sehat,” ujar Feri saat dihubungi Kamis (26/1). 

Advertisement

Menurut Feri keinginan Kaesang untuk maju dalam politik praktis pemilihan kepala daerah merupakan hal yang dapat diterima sebagai warga negara.  Namun menurut dia, keinginan itu sangat berpotensi menimbulkan konflik kepentingan lantaran posisi Kaesang yang berada di lingkaran kekuasaan.

Selain putra dari Presiden Joko Widodo, Kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka juga merupakan Wali Kota Surakarta yang masih aktif menjabat. Apalagi jabatan walikota yang diisi oleh Gibran dulunya juga pernah dijabat oleh Joko Widodo. 

Feri menilai akan sulit bagi partai untuk menghindari benturan kepentingan bila tidak ada kesadaran dari internal mengenai dampak negatif pembiaran politik dinasti. Ia menyarankan baik Kaesang maupun partai politik memiliki pembatasan atau jeda politik bila ingin maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. 

Feri mencontohkan, terpilihnya Gibran sebagai Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2021 tak bisa dihindarkan dari adanya berbagai benturan kepentingan. Gibran yang saat itu baru masuk partai langsung bisa mencalonkan diri sebagai calon walikota. Menurut Feri, hal yang sama juga berpotensi terjadi pada Kaesang. 

“Tentu saja ada relasi konflik kepentingan yang tidak bisa dihindarkan. Akan mempengaruhi di internal partai baik dalam proses nominasi maupun kompetisi pemilu,” ujar Feri. 

Lebih jauh Feri menilai pembiaran dinasti politik bisa menyebabkan hilangnya hak politik orang banyak karena adanya pengaruh kekuasaan dalam kontestasi politik. Karena itu ia menyatakan cara terbaik untuk menghindari politik dinasti adalah adanya pembatasan atau jeda. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement